Minggu, 03 Mei 2015

Jalan-Jalan


Setiap pagi matahari muncul. Namun tidak semua orang mau menikmatinya. Setiap pagi jalan masih lengang tak semua orang mau melewatinya. Begitupun aku, tak setiap hari mau melewatkan pagi menikmati hangat mentari dan berlari di kesepian jalan. Baris-baris bayangan pohon berangsur memendek dan melindungi diri sendiri ketika pagi berlari digantikan siang. Sandaran semangat juga berangsur menghilang ketika keringat menembus pori-pori.

20 tahun yang lalu (dari hari ini) setiap pagi aku melintas jalan ini, hanya Bus Santoso, Aman, dan Merdeka sesekali Utama yang sering lewat di pagi itu. Berseragam putih merah dengan sesekali topi merah, bersemangat berlarian menuju teman-teman yang telah memenuhi pelataran sekolah. Masih ingat saat istirahat kedua berlomba dengan teman-teman untuk menghitung banyak mobil yang lewat, sambil menunggu saat masuk kembali karena tak ada lagi yang bisa dibeli.

Jalan yang sama masih mendampingi Sekolahku yang sekarang makin bertambah megah. Ada rasa bangga sekaligus terhanyut dalam nostalgia aku saat berjalan di depannya pagi ini. Jalan ini tak pernah terlambat menikmati hangat mentari, dan setia menunggu barisan manusia yang berjejal melewati. Inilah jalan di bagian hidupku yang telah membawaku hari ini. Ini adalah jalan yang membentukku. Jalan ini pulalah yang selalu mengingatkan akan kebanggaan sebuah perjuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar