Jumat, 01 Mei 2015

Anim



Masa kecilku sangat akrab dengan menara ini 200 meter di belakang rumah. Bangunan (pas nggak sih?) ini menjulang di tengah sawah menantang langit. kabel-kabel yang tak lagi difungsikan panjang merangkai dari menara ke menara. Kami menyebut menara ini dengan sebutan Anim.

Dengan ketinggian lebih dari 20 meter kami bermain di bawahnya. Mulai dari membuat gubuk dengan jerami, mencari percil, menangkap belalang, sampai bungee jumping tanpa pengaman. Masa-masa setelah panen adalah waktu yang sangat tepat untuk bermain bungee jumping ala kami.  Tumpukan jerami sisa panen adalah tempat mendarat yang empuk. Kami bergantian melompat dari atas sambil bergaya dan tertawa-tawa penuh semangat. Berguling setelah terhempas di atas jerami sampai mengenai tanah liat dan belepotan air merupakan hal yang kami nikmati. Tak lupa kami berlari-lari kesetanan meninggalkan wilayah itu saat pemilik sawah dibawahnya mendekat dan menegur kami.

Tak banyak adik-adik kami sekarang yang bermain di bawahnya. Mungkin mereka telah sibuk dengan kegiatan sekolah dan tugasnya. Tak banyak lagi keriangan yang menemani Anim kini. Lebih sering dia sendiri menatap matahari terbit hingga terbenam, lalu berteman malam yang tak pasti ditemani bulan dan bintang.

Saat aku kecil pernah capai puncaknya untuk mengetahui seberapa jauh aku bisa memandang. Di selatan sebuah garis horison lurus yang menunjukkan 18km di selatan rumah adalah laut, di utara gugusan bukit hijau menghalangi pandangan untuk menembus pandang hingga rumahku saat ini. Di sebelah barat barisan gunung sewu yang merupakan bukit kapur berlatar belakang gunung slamet membungkus indah pandangan. Di timur hampir terlihat Kota Kebumen yang sayang terbentur jajaran pohon kelapa di sekitar Sruweng yang menghalangi batas mataku.

Aku selalu beranggapan bahwa Anim adalah interpretasiku untuk bisa melihat lebih tinggi dan menerawang lebih jauh. Meskipun sekarang tak lagi banyak anak yang bermain, dia selalu setia menunggu dan tersenyum bersama besi-besi yang mulai menua.

2 komentar: