Kamis, 11 November 2010

Sempurna

Manusia hidup diciptakan sempurna dalam ketaksempurnaan. Ada di antara ketiadaan. Terkadang mereka tak sadar bahwa mereka sempurna. Mereka tak mau menyadari apa yang diberikan kepada mereka adalah sesuatu yang terbaik. Yang diberikan kepada mereka adalah keistimewaan yang tiada dimiliki orang lain. Yang dimiliki adalah anugrah dan keistimewaan yang tak tergantikan. Perlukah sebuah kejadian yang luar biasa agar mereka sadar bahwa mereka merasa sempurna. Bukankah kejadian yang biasa adalah sesuatu yang luar biasa yang sudah cukup menjadi bukti kesempurnaan bagi mereka. Bukankah setiap kejadian pada keseharian akan membawa potongan-potongan yang membawa kesempurnaan.

Selalu saja kesempurnaan itu menjadi sesuatu yang dicari dan diperebutkan dengan berbagai cara. Mengaku bahwa tak sempurna adalah cara yang mereka tunjukkan mencari kesempurnaan. Mereka berlomba mengaku tak sempurna dengan berbagai cara. Menggadaikan kesempurnaan mereka dengan mengaku belum sempurna dengan sempurna. Mereka disetujui dan didanai dengan sempurna. Wah sebuah cara yang sempurna untuk menjadikan ketaksempurnaan adalah tujuan hidup yang sempurna.

Dan mereka mengaku tak sempurna untuk menghindar dari sebuah tanggung jawab dari kesempurnnaan. Melarikan diri dari sebuah kewajiban yang harus diemban. Bahwa setiap makhluk hidup adalah bermanfaat bagi yang lain. Karena sesungguhnya “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain” dan memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya bukan menerima kebaikan sebanyak-banyaknya.

Aku bertanya pada diriku sendiri.. kemana kesempurnaanmu diriku??


(Mahdi Fathurrahman)

Mati Untuk Hidup

Mati untuk Hidup
Hidup adalah sebuah jalan yang entah sampai kapan akan berakhir.
Kita selalu dekat sebuah kematian.
Tak perlu dipanggil dia akan datang, tak perlu dijemput dia mendekat, dan tak perlu dicari karena dia akan ditemukan.

Banyak sekali jalan yang ditempuh kehidupan.
Hidup bisa memilih jalan yang lurus, berkelok, berbatu, rusak, ataupun jalan yang mulus.
Hidup-pun bisa menentukan cara yang digunakan untuk menempuh jalan yang dipilih itu.
Banyak hidup yang memilih jalan yang lurus dengan tongkat yang berat dan rusak, ada yang memilih jalan berkelok dengan lurus, tak sedikit pula memilih jalan yang mulus dengan hati yang tak tulus.
Entah bagaimana cara memilih jalan yang benar.
Terkadang di jalan yang tepat namun gunakan cara yang sesat.

Banyak hidup yang tak tahu kenapa dia ada.
Banyak yang mengabaikan kewajiban akan kehidupannya.
Ada yang menikmati hidup seolah selamanya.
Tak kurang hidup yang mengakhiri tanpa tahu untuk apa dengan kematiannya.

Bukan pada hidup yang indah
Bukan pada awal yang bahagia
Bukan pada asal kehidupan
Bukan pula pada jenis kehidupan
Tapi pada sebuah kehidupan
Hidup setelah kematian
Datang dan menjemput
Yang ditemukan tanpa dicari
Mendekat dengan cepat, tepat, dan akurat
Hingga semua tahu bahwa hidup adalah awal sebuah kematian untuk hidup selamanya.


(Mahdi Fathurrahman)

kunci bahagia

Islam dan Teknologi

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam merupakan pencetus dari adanya teknologi, ilmu pengetahuan, dan segala hal yang ada sekarang ini. Hal ini tercantum dalam Al Qur’an yang telah menuliskan Sejarah, pengetahuan, dan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Teknologi merupakan perkembangan pikiran manusia yang senantiasa berusaha menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Dua hal di atas jika digabungkan akan menjadi kolaborasi yang indah. Karena kemajuan teknologi tidak akan merusak citra dan Islam akan semakin tersebar luas dan maju.

B. MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam penulisan makalah ini, kami memiliki maksud dan tujuan antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui permasalahan yang ada
2. Memaparkan usaha-usaha mengatasi permasalahan
3. Menumbuhkan kesadaran bagi kita untuk ikut berpartisipasi mengatasi masalah.

C. SASARAN
Sasaran utama makalah ini adalah setiap manusia yang memiliki perasaan yang tidak baik pada umumnya dan semua manusia pada umumnya.

D. PERMASALAHAN
Makalah ini diangkat karena pada setiap manusia terdapat perasaan-perasaan yang terkadang mengganggu dan meresahkan kehidupan.

E. METODE PEMBAHASAN
Dalam membahas masalah-masalah yang ada dan upaya pemecahannya kami perincikan makalah ini menjadi 3 (tiga) bab dan dibagi menjadi sub-bab yakni:
Pada BAB I PENDAHULUAN berisi Latar Belakang yang menjelaskan mengapa makalah ini dibuat. Maksud dan Tujuan yang menguraikan maksud pembuatan makalah dan tujuannya. Sasaran menjelaskan siapa yang menjadi obyek pembuatan makalah. Permasalahan menguraikan masalah yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Kemudian bagian terakhir pada bab ini adalah Metode Pembahasan yang menjelaskan bagaimana alur makalah ini.
Pada BAB II ANALISA PERMASALAHAN berisi Pengantar Analisa dan Analisa Permasalahan itu sendiri. Pada Pengantar Analisa berisikan pengantar penulis tentang masalah yang akan diuraikan. Kemudian dalam Analisa Permasalahan menguraikan masalah-masalah yang ada dan merupakan jawaban dari permasalahan yang muncul dalam Permasalahan pada bab sebelumnya.
BAB III yang merupakan bab terakhir merupakan PENUTUP yang berisi Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan berisi inti makalah yang dipaparkan oleh penulis. Sedangkan Saran berisi masukan-masukan penulis kepada pembaca khususnya pada Sasaran yang ada pada bab awal.

BAB II
ANALISA PERMASALAHAN

A. PENGANTAR ANALISA
Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya krn Allah telah mengaruniakan anugerah keni’matan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan keni’matan sains teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lbh canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lbh maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80 yang artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu guna memelihara diri dalam peperanganmu.”
Dari keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu dengan sarana teknologi. Sehingga tidak mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam yang tangguh produktif dan inofatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. ANALISA PERMASALAHAN
1. Perkembangan teknologi dan Pengaruhnya sekarang
Peradaban modern adalah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang gemilang yang telah dicapai oleh manusia setelah diadakan penelitian yang tekun dan eksperimen yang mahal yang telah dilakukan selama berabad-abad. Maka sudah sepantasnya kalau kemudian manusia menggunakan penemuan-penemuannya itu guna meningkatkan taraf hidupnya.
Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas dengan cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala. Makanan lbh nikmat dan beraneka ragam pakaian terbuat dari bahan yang jauh lbh baik dan halus sarana-sarana transportasi dan komunikasi yang kecepatannya amat mengagumkan gedung dan rumah tempat tinggal dibangun dengn megah dan mewah. Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai taraf kemakmuran yang lbh tinggi dan memperoleh kemudahan-kemudahan yang lbh banyak lagi. Walaupun demikian kita juga menyaksikan betapa batin manusia zaman sekarang selalu mengerang krn sirat kerakusan manusia semakin merajalela dan perasaan saling iri di antara perorangan atau kelompok telah menyalakan api kebencian di mana-mana. Kata orang bijak di dunia sekarang ini nafsu manusia lbh besar daripada akal sehatnya.
Kebanyakan manusia di dunia kini hanya mengingat kesenangan hidupnya lupa kepada Tuhannya. Ia mengira bahwa dunia ini adalah segalanya tak ada kelanjutannya dan tak ada kehidupan kecuali di dunia saja. Benar bahwa agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman lampau di masa sekarang maupun di waktu-waktu yang kan datang. Demikian pula ajaran Islam ia tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teraturdan lurus dan analisa-analisa yang teliti dan obyekitf. Dalam pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah mubah termasuk segala apa yang disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama ataupun yang baru. Semua itu sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yang hukumnya haram kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti mengherankannya. Bukanlah Alquran sendiri telah menegaskan bahwa agama Islam bukanlah agama yang sempit? Allah SWT telah berfirman yang artinya “Di sekali-kali tidak menjadikan kamu dalam agama suatu kesempitan.” .
Adapun peradaban modern yang begitu luas memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih seperti televisi vidio alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua muda atau anak-anak yang tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya. Tetapi di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu. Sebab adanya pelbagai media informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat ini dapat berbuat apa saja kiranya faktor manusianyalah yang menentukan opersionalnya. Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala manusia menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.
Dalam abad teknologi dan era globalisasi ini umat Islam hendaklah melakukan langkah-langkah strategis dengan meningkatkan pembinaan sumber daya manusia guna mewujudkan kualitas iman dn takwa serta tidak ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun seiring dengan upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kita pun harus jeli menentukan pilihan ini. Untuk apakah semua kemajuan itu? Apakah sekadar untuk menuruti keinginan-keinginan syahwat lalu tenggelam dalam kemewahan dunia hingga melupakan akhirat dan menjadi pengikut-pengikut setan? Ataukah sebaliknya semua ilmu dan kemajuan itu dicari untuk menegakkan syariat Allah guna memakmurkan bumi dan menegakkan keadilan seperti yang dikehendaki Allah serta untuk meluruskan kehidupan dengan berlandaskan pada kaidah noral Islam? Itulah pertanyaan dan tantangn bagi kita yang haurs kita jawab dengan pemikiran yang berwawasan jauh ke depan.

2. Teknologi dalam Pendidikan Islam
Teknologi yang berkembang saat ini bukan tidak mungkin bisa dimanfaatkan sebagai sarana perkembangan dan kemajuan Pendidikan Islam. Sebagai contoh adalah pemanfaatan Komputer beserta jaringan internetnya sebagai sarana penyebaran syiar Islam. Di dalam Internet banyak sekali blog maupun website yang mengupas dan mengkaji perkembangan Islam. Hal ini berdampak positif dengan semakin maju dan berkembangnya Islam. Jika Islam maju maka secara otomatis pendidikan Islam juga akan mengikuti kemajuannya.
Selain komputer, telepon genggam juga sarana yang banyak digunakan sebagai bentuk syi’ar agama Islam. Melalui layanan-layanan yang disediakan oleh operator-operator penyedia jasa komunikasi kita bisa dengan mudah menemukan berbagai hal yang berhubungan dengan keagamaan. Mulai dari tata cara beribadah hingga do’a-do’a maupun lagu rohani yang baik untuk perkembangan Pendidikan Islam.
Namun tidak dipungkiri bahwa internet-pun memiliki dampak negatif karena di dalamnya juga terdapat alamat-alamat yang berisi tawaran-tawaran yang berhubungan dengan kemaksiatan. Jika tidak berhati-hati kita bisa terjerumus dan masuk lingkungan yang membawa kita kepada hal-hal yang dilarang oleh Islam. Demikian pula dengan telepon genggam maupun media-media yang lain.
Sebagai umat yang dikatakan sebagai Rohmatan lil ’alamin kita harus senantiasa berpikiran maju dan berkembang mengikuti kemajuan teknologi. Kemudian kita manfaatkan teknologi tersebut sebagai sarana menyebarkan dan mengembangkan Islam hingga tercipta Islam yang Rohmatan lil ’alamiin.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Jika dilihat dari uraian di atas, perkembangan pendidikan Islam tidak akan lepas dari kemajuan teknologi. Banyak hal yang bisa berakibat negatif dari teknologi namun terlepas dari problema dan kekhawatiran-kekhawatiran sebagaimana diuraikan di atas kita sebagai umat Islam harus selalu optimis dan tetap bersyukur kepada Allah SWT. Karena sungguhpun perubahan sosial dan tata nilai kehidupan yang dibawa oleh arus modernisasi westernisasi dan sekularisasi terus-menerus menimpa dan menyerang masyarakat Islam tetapi kesadaran umat Islam untuk membendung dampak-dampak negatif dari budaya Barat itu ternyata masih cukup tinggi meskipun hanya segolongan kecil umat yaitu mereka yang tetap teguh untuk menegakkan nilai-nilai Islam.
Umat Islam juga hendaknya selalu ikut memajukan teknologi. Karena dengan Islam yang memajukan teknologi maka akan menjadikan kita sebagai pelopor bukan pengikut dari kemajuan yang dibuat oleh orang-orang barat yang cenderung sekuler. Jika kita tidak merubah diri maka selamanya kita tidak akan berkembang. Karena ”Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali mereka merubah nasib mereka sendiri”.
Yang perlu diingat bahwa kelakuan kita dalam menggunakan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan Islam. Dan dalam pendidikan Islam keteladanan merupakan kunci utama yang harus selalu dipegang teguh. Jika kita sudah bisa menjadi uswatun hasanah maka dengan segala kemajuan teknologi yang ada akan menjadikan Islam sebagai Rohmatan Lil ’Alamiin.





Landasan Pengembangan Kurikulum

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dalam memotivasi siswa banyak hal yang dilakukan salah satunya adalah dengan melakukan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah. Salah satu tempat yang bisa dijadikan tujuan pembelajaran adalah MGM (Museum Gunung Merapi). Tempa ini telah sesuai dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh UNESCO bahwa kunci perkembangan dalam abad 21 adalah belajar sepanjang hayat (long life education) dengan empat pilar utama sebagai dasar-dasar dari pendidikan (the foundations of education). Keempat pilar tersebut adalah:
1. Learning to know
Yang dimaksudkan adalah belajar untuk memperoleh pengetahuan dan untuk melakukan pembelajaran selanjutnya.
2. Learning to do
Hal ini menuntut penguasaan kompetensi yang memungkinkan seseorang untuk dapat hidup dalam berbagai keadaan yang berhubungan dengan situasi yang berbeda-beda, belajar bekerja, bekerja dalam tim, dan belajar menghadapi berbagai situasi yang sering tidak terduga
3. Learning to be
Pilar ini merupakan belajar untuk mengaktualisasi diri sebagai individu mandiri dengan kepribadian yang memiliki timbangan yang dikombinasikan dengan tanggung jawab pribadi untuk mencapai tujuan bersama
4. Learning live together
Pilar keempat ini dianggap sebagai landasan pendidikan dari ketiga pilar sebelumnya dengan pengembangan pemahaman dan apresiasi terhadap segala hal sehingga bisa saling memahami dan memecahkan konflik dengan damai.

Kunjungan ke museum ini bisa meningkatkan pengetahuan yang bisa menunjang kemampuan dalam kehidupan sehari-hari.

Penataan pendidikan di Indonesia belum berimbang demikian dikemukakan oleh Prof Dr Herman Chaeruman. Dalam perimbangan pendidikan perlu adanya Landasan-landasan pengembangan kurikulum. Seperti yang dikemukakan Ralph W. Tyler bahwa ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum.
1. Landasan Filosofis
Hal ini mengacu pada pentingnya filsafat dalam melaksanakan, membina, dan mengembangkan kurikulum di sekolah. Hal ini karena filsafat adalah cara berpikir yang menyeluruh dan mendalam atau cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya sebagai langkah yang akan membawa siswa ke arah mana.
2. Landasan Psikologis
Landasan ini penting karena perkembangan fisik yang baik tidak diimbangi psikologis yang baik maka siswa tidak akan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pendidikan
3. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis akan sangat berperan karena akan berhubungan dengan berbagai hal antara lain:
a. Kurikulum dan Masyarakat
b. Kurikulum dan Kebudayaan
c. Kurikulum dan IPTEK
Jika ketiga aspek landasan tersebut tidak dipenuhi maka penataan pendidikan akan lebih mudah dan berimbang.

Banyak kejadian amoral yang sering kita jumpai dilakukan oleh siswa maupun mahasiswa. Banyak hal yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk menanggulangi masalah yang sangat kompleks ini.
Banyak kegiatan yang dilakukan ini terkadang tidak dibentuk rancangan-rancangan yang sesuai. Dalam melakukan perancangan kegiatan pembelajaran . Kegiatan tersebut harus melaksanakan prinsip-prinsip merancang pengalaman belajar yang meliputi:
1. Prinsip mengaktifkan Siswa
2. Prinsip kesesuaian
3. Prinsip Memberikan Kepuasan
4. Prinsip Pengalaman Belajar yang Sama Menimbulkan Hasil yang Berbeda
5. Prinsip Variasi Pengalaman Belajar
Kelima prinsip tersebut harus dilakukan dalam setiap kegiatan belajar supaya kegiatan belajar bisa berjalan dengan baik dan mengena, sehingga bisa mencapai tujuan belajar yang ditentukan sebelumnya.
Jika kelima prinsip tersebut sudah bisa dicapai dan dilakukan maka akan terjadi siswa maupun mahasiswa yang bermoralitas tinggi dan berbudaya luhur.

Rabu, 10 November 2010

Pendidikan Islam dan IPTEK

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam merupakan pencetus dari adanya teknologi, ilmu pengetahuan, dan segala hal yang ada sekarang ini. Hal ini tercantum dalam Al Qur’an yang telah menuliskan Sejarah, pengetahuan, dan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Teknologi merupakan perkembangan pikiran manusia yang senantiasa berusaha menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Dua hal di atas jika digabungkan akan menjadi kolaborasi yang indah. Karena kemajuan teknologi tidak akan merusak citra dan Islam akan semakin tersebar luas dan maju.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam penulisan makalah ini, kami memiliki maksud dan tujuan antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui permasalahan yang ada
2. Memaparkan usaha-usaha mengatasi permasalahan
3. Menumbuhkan kesadaran bagi kita untuk ikut berpartisipasi mengatasi masalah.
C. SASARAN
Sasaran utama makalah ini adalah setiap manusia yang memiliki perasaan yang tidak baik pada umumnya dan semua manusia pada umumnya.
D. PERMASALAHAN
Makalah ini diangkat karena pada setiap manusia terdapat perasaan-perasaan yang terkadang mengganggu dan meresahkan kehidupan.
E. METODE PEMBAHASAN
Dalam membahas masalah-masalah yang ada dan upaya pemecahannya kami perincikan makalah ini menjadi 3 (tiga) bab dan dibagi menjadi sub-bab yakni:
Pada BAB I PENDAHULUAN berisi Latar Belakang yang menjelaskan mengapa makalah ini dibuat. Maksud dan Tujuan yang menguraikan maksud pembuatan  makalah dan tujuannya. Sasaran menjelaskan siapa yang menjadi obyek pembuatan makalah. Permasalahan menguraikan masalah yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Kemudian bagian terakhir pada bab ini adalah Metode Pembahasan yang menjelaskan bagaimana alur makalah ini.
Pada BAB II ANALISA PERMASALAHAN berisi Pengantar Analisa dan Analisa Permasalahan itu sendiri. Pada Pengantar Analisa berisikan pengantar penulis tentang masalah yang akan diuraikan. Kemudian dalam Analisa Permasalahan menguraikan masalah-masalah yang ada dan merupakan jawaban dari permasalahan yang muncul dalam Permasalahan pada bab sebelumnya.
BAB III yang merupakan bab terakhir merupakan PENUTUP yang berisi Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan berisi inti makalah yang dipaparkan oleh penulis. Sedangkan Saran berisi masukan-masukan penulis kepada pembaca khususnya pada Sasaran yang ada pada bab awal.

BAB II
ANALISA PERMASALAHAN
A. PENGANTAR ANALISA
Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya krn Allah telah mengaruniakan anugerah keni’matan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan keni’matan sains teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lbh canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lbh maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80 yang artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu guna memelihara diri dalam peperanganmu.”
Dari keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu dengan sarana teknologi. Sehingga tidak mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam yang tangguh produktif dan inofatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. ANALISA PERMASALAHAN
1. Perkembangan teknologi dan Pengaruhnya sekarang
Peradaban modern adalah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang gemilang yang telah dicapai oleh manusia setelah diadakan penelitian yang tekun dan eksperimen yang mahal yang telah dilakukan selama berabad-abad. Maka sudah sepantasnya kalau kemudian manusia menggunakan penemuan-penemuannya itu guna meningkatkan taraf hidupnya.
Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas dengan cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala. Makanan lbh nikmat dan beraneka ragam pakaian terbuat dari bahan yang jauh lbh baik dan halus sarana-sarana transportasi dan komunikasi yang kecepatannya amat mengagumkan gedung dan rumah tempat tinggal dibangun dengn megah dan mewah. Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai taraf kemakmuran yang lbh tinggi dan memperoleh kemudahan-kemudahan yang lbh banyak lagi. Walaupun demikian kita juga menyaksikan betapa batin manusia zaman sekarang selalu mengerang krn sirat kerakusan manusia semakin merajalela dan perasaan saling iri di antara perorangan atau kelompok telah menyalakan api kebencian di mana-mana. Kata orang bijak di dunia sekarang ini nafsu manusia lebih besar daripada akal sehatnya.
Kebanyakan manusia di dunia kini hanya mengingat kesenangan hidupnya lupa kepada Tuhannya. Ia mengira bahwa dunia ini adalah segalanya tak ada kelanjutannya dan tak ada kehidupan kecuali di dunia saja. Benar bahwa agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman lampau di masa sekarang maupun di waktu-waktu yang kan datang. Demikian pula ajaran Islam ia tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teraturdan lurus dan analisa-analisa yang teliti dan obyekitf. Dalam pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah mubah termasuk segala apa yang disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama ataupun yang baru. Semua itu sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yang hukumnya haram kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti mengherankannya. Bukanlah Alquran sendiri telah menegaskan bahwa agama Islam bukanlah agama yang sempit? Allah SWT telah berfirman yang artinya “Di sekali-kali tidak menjadikan kamu dalam agama suatu kesempitan.” .
Adapun peradaban modern yang begitu luas memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih seperti televisi vidio alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua muda atau anak-anak yang tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya. Tetapi di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu. Sebab adanya pelbagai media informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat ini dapat berbuat apa saja kiranya faktor manusianyalah yang menentukan opersionalnya. Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala manusia menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.
Dalam abad teknologi dan era globalisasi ini umat Islam hendaklah melakukan langkah-langkah strategis dengan meningkatkan pembinaan sumber daya manusia guna mewujudkan kualitas iman dn takwa serta tidak ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun seiring dengan upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kita pun harus jeli menentukan pilihan ini. Untuk apakah semua kemajuan itu? Apakah sekadar untuk menuruti keinginan-keinginan syahwat lalu tenggelam dalam kemewahan dunia hingga melupakan akhirat dan menjadi pengikut-pengikut setan? Ataukah sebaliknya semua ilmu dan kemajuan itu dicari untuk menegakkan syariat Allah guna memakmurkan bumi dan menegakkan keadilan seperti yang dikehendaki Allah serta untuk meluruskan kehidupan dengan berlandaskan pada kaidah noral Islam? Itulah pertanyaan dan tantangn bagi kita yang haurs kita jawab dengan pemikiran yang berwawasan jauh ke depan.
2. Teknologi dalam Pendidikan Islam
Teknologi yang berkembang saat ini bukan tidak mungkin bisa dimanfaatkan sebagai sarana perkembangan dan kemajuan Pendidikan Islam. Sebagai contoh adalah pemanfaatan Komputer beserta jaringan internetnya sebagai sarana penyebaran syiar Islam. Di dalam Internet banyak sekali blog maupun website yang mengupas dan mengkaji perkembangan Islam. Hal ini berdampak positif dengan semakin maju dan berkembangnya Islam. Jika Islam maju maka secara otomatis pendidikan Islam juga akan mengikuti kemajuannya.
Selain komputer, telepon genggam juga sarana yang banyak digunakan sebagai bentuk syi’ar agama Islam. Melalui layanan-layanan yang disediakan oleh operator-operator penyedia jasa komunikasi kita bisa dengan mudah menemukan berbagai hal yang berhubungan dengan keagamaan. Mulai dari tata cara beribadah hingga do’a-do’a maupun lagu rohani yang baik untuk perkembangan Pendidikan Islam.
 Namun tidak dipungkiri bahwa internet-pun memiliki dampak negatif karena di dalamnya juga terdapat alamat-alamat yang berisi tawaran-tawaran yang berhubungan dengan kemaksiatan. Jika tidak berhati-hati kita bisa terjerumus dan masuk lingkungan yang membawa kita kepada hal-hal yang dilarang oleh Islam. Demikian pula dengan telepon genggam maupun media-media yang lain.
Sebagai umat yang dikatakan sebagai Rohmatan lil ’alamin kita harus senantiasa berpikiran maju dan berkembang mengikuti kemajuan teknologi. Kemudian kita manfaatkan teknologi tersebut sebagai sarana menyebarkan dan mengembangkan Islam hingga tercipta Islam yang Rohmatan lil ’alamiin.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jika dilihat dari uraian di atas, perkembangan pendidikan Islam tidak akan lepas dari kemajuan teknologi. Banyak hal yang bisa berakibat negatif dari teknologi namun terlepas dari problema dan kekhawatiran-kekhawatiran sebagaimana diuraikan di atas kita sebagai umat Islam harus selalu optimis dan tetap bersyukur kepada Allah SWT. Karena sungguhpun perubahan sosial dan tata nilai kehidupan yang dibawa oleh arus modernisasi westernisasi dan sekularisasi terus-menerus menimpa dan menyerang masyarakat Islam tetapi kesadaran umat Islam untuk membendung dampak-dampak negatif dari budaya Barat itu ternyata masih cukup tinggi meskipun hanya segolongan kecil umat yaitu mereka yang tetap teguh untuk menegakkan nilai-nilai Islam.
Umat Islam juga hendaknya selalu ikut memajukan teknologi. Karena dengan Islam yang memajukan teknologi maka akan menjadikan kita sebagai pelopor bukan pengikut dari kemajuan yang dibuat oleh orang-orang barat yang cenderung sekuler. Jika kita tidak merubah diri maka selamanya kita tidak akan berkembang. Karena ”Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali mereka merubah nasib mereka sendiri”.
Yang perlu diingat bahwa kelakuan kita dalam menggunakan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan Islam. Dan dalam pendidikan Islam keteladanan merupakan kunci utama yang harus selalu dipegang teguh. Jika kita sudah bisa menjadi uswatun hasanah maka dengan segala kemajuan teknologi yang ada akan menjadikan Islam sebagai Rohmatan Lil ’Alamiin.
disusun oleh : Mahdi Fathurrahman dari berbagai sumber

Perkembangan Pemikiran Pendidikan Islam

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam merupakan pencetus dari adanya teknologi, ilmu pengetahuan, dan segala hal yang ada sekarang ini. Hal ini tercantum dalam Al Qur’an yang telah menuliskan Sejarah, pengetahuan, dan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Teknologi merupakan perkembangan pikiran manusia yang senantiasa berusaha menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Dua hal di atas jika digabungkan akan menjadi kolaborasi yang indah. Karena kemajuan teknologi tidak akan merusak citra dan Islam akan semakin tersebar luas dan maju.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam penulisan makalah ini, kami memiliki maksud dan tujuan antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui permasalahan yang ada
2. Memaparkan usaha-usaha mengatasi permasalahan
3. Menumbuhkan kesadaran bagi kita untuk ikut berpartisipasi mengatasi masalah.
C. SASARAN
Sasaran utama makalah ini adalah setiap manusia yang memiliki perasaan yang tidak baik pada umumnya dan semua manusia pada umumnya.
D. PERMASALAHAN
Makalah ini diangkat karena pada setiap manusia terdapat perasaan-perasaan yang terkadang mengganggu dan meresahkan kehidupan.
E. METODE PEMBAHASAN
Dalam membahas masalah-masalah yang ada dan upaya pemecahannya kami perincikan makalah ini menjadi 3 (tiga) bab dan dibagi menjadi sub-bab yakni:
Pada BAB I PENDAHULUAN berisi Latar Belakang yang menjelaskan mengapa makalah ini dibuat. Maksud dan Tujuan yang menguraikan maksud pembuatan  makalah dan tujuannya. Sasaran menjelaskan siapa yang menjadi obyek pembuatan makalah. Permasalahan menguraikan masalah yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Kemudian bagian terakhir pada bab ini adalah Metode Pembahasan yang menjelaskan bagaimana alur makalah ini.
Pada BAB II ANALISA PERMASALAHAN berisi Pengantar Analisa dan Analisa Permasalahan itu sendiri. Pada Pengantar Analisa berisikan pengantar penulis tentang masalah yang akan diuraikan. Kemudian dalam Analisa Permasalahan menguraikan masalah-masalah yang ada dan merupakan jawaban dari permasalahan yang muncul dalam Permasalahan pada bab sebelumnya.
BAB III yang merupakan bab terakhir merupakan PENUTUP yang berisi Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan berisi inti makalah yang dipaparkan oleh penulis. Sedangkan Saran berisi masukan-masukan penulis kepada pembaca khususnya pada Sasaran yang ada pada bab awal.

BAB II
ANALISA PERMASALAHAN
A. PENGANTAR ANALISA
Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya krn Allah telah mengaruniakan anugerah keni’matan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan keni’matan sains teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lbh canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lbh maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80 yang artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu guna memelihara diri dalam peperanganmu.”
Dari keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu dengan sarana teknologi. Sehingga tidak mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam yang tangguh produktif dan inofatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. ANALISA PERMASALAHAN
1. Perkembangan teknologi dan Pengaruhnya sekarang
Peradaban modern adalah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang gemilang yang telah dicapai oleh manusia setelah diadakan penelitian yang tekun dan eksperimen yang mahal yang telah dilakukan selama berabad-abad. Maka sudah sepantasnya kalau kemudian manusia menggunakan penemuan-penemuannya itu guna meningkatkan taraf hidupnya.
Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas dengan cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala. Makanan lbh nikmat dan beraneka ragam pakaian terbuat dari bahan yang jauh lbh baik dan halus sarana-sarana transportasi dan komunikasi yang kecepatannya amat mengagumkan gedung dan rumah tempat tinggal dibangun dengn megah dan mewah. Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai taraf kemakmuran yang lbh tinggi dan memperoleh kemudahan-kemudahan yang lbh banyak lagi. Walaupun demikian kita juga menyaksikan betapa batin manusia zaman sekarang selalu mengerang krn sirat kerakusan manusia semakin merajalela dan perasaan saling iri di antara perorangan atau kelompok telah menyalakan api kebencian di mana-mana. Kata orang bijak di dunia sekarang ini nafsu manusia lebih besar daripada akal sehatnya.
Kebanyakan manusia di dunia kini hanya mengingat kesenangan hidupnya lupa kepada Tuhannya. Ia mengira bahwa dunia ini adalah segalanya tak ada kelanjutannya dan tak ada kehidupan kecuali di dunia saja. Benar bahwa agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman lampau di masa sekarang maupun di waktu-waktu yang kan datang. Demikian pula ajaran Islam ia tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teraturdan lurus dan analisa-analisa yang teliti dan obyekitf. Dalam pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah mubah termasuk segala apa yang disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama ataupun yang baru. Semua itu sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yang hukumnya haram kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti mengherankannya. Bukanlah Alquran sendiri telah menegaskan bahwa agama Islam bukanlah agama yang sempit? Allah SWT telah berfirman yang artinya “Di sekali-kali tidak menjadikan kamu dalam agama suatu kesempitan.” .
Adapun peradaban modern yang begitu luas memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih seperti televisi vidio alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua muda atau anak-anak yang tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya. Tetapi di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu. Sebab adanya pelbagai media informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat ini dapat berbuat apa saja kiranya faktor manusianyalah yang menentukan opersionalnya. Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala manusia menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.
Dalam abad teknologi dan era globalisasi ini umat Islam hendaklah melakukan langkah-langkah strategis dengan meningkatkan pembinaan sumber daya manusia guna mewujudkan kualitas iman dn takwa serta tidak ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun seiring dengan upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kita pun harus jeli menentukan pilihan ini. Untuk apakah semua kemajuan itu? Apakah sekadar untuk menuruti keinginan-keinginan syahwat lalu tenggelam dalam kemewahan dunia hingga melupakan akhirat dan menjadi pengikut-pengikut setan? Ataukah sebaliknya semua ilmu dan kemajuan itu dicari untuk menegakkan syariat Allah guna memakmurkan bumi dan menegakkan keadilan seperti yang dikehendaki Allah serta untuk meluruskan kehidupan dengan berlandaskan pada kaidah noral Islam? Itulah pertanyaan dan tantangn bagi kita yang haurs kita jawab dengan pemikiran yang berwawasan jauh ke depan.
2. Teknologi dalam Pendidikan Islam
Teknologi yang berkembang saat ini bukan tidak mungkin bisa dimanfaatkan sebagai sarana perkembangan dan kemajuan Pendidikan Islam. Sebagai contoh adalah pemanfaatan Komputer beserta jaringan internetnya sebagai sarana penyebaran syiar Islam. Di dalam Internet banyak sekali blog maupun website yang mengupas dan mengkaji perkembangan Islam. Hal ini berdampak positif dengan semakin maju dan berkembangnya Islam. Jika Islam maju maka secara otomatis pendidikan Islam juga akan mengikuti kemajuannya.
Selain komputer, telepon genggam juga sarana yang banyak digunakan sebagai bentuk syi’ar agama Islam. Melalui layanan-layanan yang disediakan oleh operator-operator penyedia jasa komunikasi kita bisa dengan mudah menemukan berbagai hal yang berhubungan dengan keagamaan. Mulai dari tata cara beribadah hingga do’a-do’a maupun lagu rohani yang baik untuk perkembangan Pendidikan Islam.
 Namun tidak dipungkiri bahwa internet-pun memiliki dampak negatif karena di dalamnya juga terdapat alamat-alamat yang berisi tawaran-tawaran yang berhubungan dengan kemaksiatan. Jika tidak berhati-hati kita bisa terjerumus dan masuk lingkungan yang membawa kita kepada hal-hal yang dilarang oleh Islam. Demikian pula dengan telepon genggam maupun media-media yang lain.
Sebagai umat yang dikatakan sebagai Rohmatan lil ’alamin kita harus senantiasa berpikiran maju dan berkembang mengikuti kemajuan teknologi. Kemudian kita manfaatkan teknologi tersebut sebagai sarana menyebarkan dan mengembangkan Islam hingga tercipta Islam yang Rohmatan lil ’alamiin.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jika dilihat dari uraian di atas, perkembangan pendidikan Islam tidak akan lepas dari kemajuan teknologi. Banyak hal yang bisa berakibat negatif dari teknologi namun terlepas dari problema dan kekhawatiran-kekhawatiran sebagaimana diuraikan di atas kita sebagai umat Islam harus selalu optimis dan tetap bersyukur kepada Allah SWT. Karena sungguhpun perubahan sosial dan tata nilai kehidupan yang dibawa oleh arus modernisasi westernisasi dan sekularisasi terus-menerus menimpa dan menyerang masyarakat Islam tetapi kesadaran umat Islam untuk membendung dampak-dampak negatif dari budaya Barat itu ternyata masih cukup tinggi meskipun hanya segolongan kecil umat yaitu mereka yang tetap teguh untuk menegakkan nilai-nilai Islam.
Umat Islam juga hendaknya selalu ikut memajukan teknologi. Karena dengan Islam yang memajukan teknologi maka akan menjadikan kita sebagai pelopor bukan pengikut dari kemajuan yang dibuat oleh orang-orang barat yang cenderung sekuler. Jika kita tidak merubah diri maka selamanya kita tidak akan berkembang. Karena ”Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali mereka merubah nasib mereka sendiri”.
Yang perlu diingat bahwa kelakuan kita dalam menggunakan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan Islam. Dan dalam pendidikan Islam keteladanan merupakan kunci utama yang harus selalu dipegang teguh. Jika kita sudah bisa menjadi uswatun hasanah maka dengan segala kemajuan teknologi yang ada akan menjadikan Islam sebagai Rohmatan Lil ’Alamiin.

Psikologi pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar merupakan proses yang terus menerus, sehingga setiap saat manusia diwajibkan untuk senantiasa belajar. Bahkan disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa setiap muslim diwajibkan mencari ilmu dari ayunan hingga liang kubur.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam penulisan makalah ini, kami memiliki maksud dan tujuan antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui permasalahan yang ada
2. Memaparkan usaha-usaha mengatasi permasalahan
3. Menumbuhkan kesadaran bagi kita untuk ikut berpartisipasi mengatasi masalah.
C. SASARAN
Sasaran utama makalah ini adalah setiap manusia yang memiliki perasaan yang tidak baik pada umumnya dan semua manusia pada umumnya.
D. PERMASALAHAN
Makalah ini diangkat karena pada setiap manusia terdapat perasaan-perasaan yang terkadang mengganggu dan meresahkan kehidupan.
E. METODE PEMBAHASAN
Dalam membahas masalah-masalah yang ada dan upaya pemecahannya kami perincikan makalah ini menjadi 3 (tiga) bab dan dibagi menjadi sub-bab yakni:
Pada BAB I PENDAHULUAN berisi Latar Belakang yang menjelaskan mengapa makalah ini dibuat. Maksud dan Tujuan yang menguraikan maksud pembuatan  makalah dan tujuannya. Sasaran menjelaskan siapa yang menjadi obyek pembuatan makalah. Permasalahan menguraikan masalah yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Kemudian bagian terakhir pada bab ini adalah Metode Pembahasan yang menjelaskan bagaimana alur makalah ini.
Pada BAB II ANALISA PERMASALAHAN berisi Pengantar Analisa dan Analisa Permasalahan itu sendiri. Pada Pengantar Analisa berisikan pengantar penulis tentang masalah yang akan diuraikan. Kemudian dalam Analisa Permasalahan menguraikan masalah-masalah yang ada dan merupakan jawaban dari permasalahan yang muncul dalam Permasalahan pada bab sebelumnya.
BAB III yang merupakan bab terakhir merupakan PENUTUP yang berisi Kesimpulan. Kesimpulan berisi inti makalah yang dipaparkan oleh penulis.

BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
A.     Pendahuluan
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar (Whiterington, 1982:10). Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Karena konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni persoalan-persoalan yang senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan ini pada umumnya adalah pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk menguasai bidang ilmu ini agar mereka, dalam menjalankan fungsinya, dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif.

B.     Mendorong Tindakan Belajar
             Pada umumnya orang beranggapan bahwa pendidik adalah sosok yang memiliki sejumlah besar pengetahuan tertentu, dan berkewajiban menyebarluaskannya kepada orang lain. Demikian juga, subjek didik sering dipersepsikan sebagai sosok yang bertugas mengkonsumsi informasi-informasi dan pengetahuan yang disampaikan pendidik. Semakin banyak informasi pengetahuan yang mereka serap atau simpan semakin baik nilai yang mereka peroleh, dan akan semakin besar pula pengakuan yag mereka dapatkan sebagai individu terdidik.
Anggapan-anggapan seperti ini, meskipun sudah berusia cukup tua, tidak dapat dipertahankan lagi. Fungsi pendidik menjejalkan informasi pengetahuan sebanyak-banyakya kepada subjek didik dan fungsi subjek didik menyerap dan mengingat-ingat keseluruhan  informasi itu, semakin tidak relevan lagi mengingat bahwa pengetahuan itu sendiri adalah sesuatu yang dinamis dan tidak terbatas. Dengan kata lain, pengetahuan-pengetahuan (yang dalam perasaan dan pikiran manusia dapat dihimpun) hanya bersifat sementara dan berubah-ubah, tidak mutlak (Goble, 1987 : 46). Gugus pengetahuan yang dikuasai dan disebarluaskan saat ini, secara relatif, mungkin hanya berfungsi untuk saat ini, dan tidak untuk masa lima hingga sepuluh tahun ke depan. Karena itu, tidak banyak artinya menjejalkan informasi pengetahuan kepada subjek didik, apalagi bila hal itu terlepas dari konteks pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
Namun demikian bukan berarti fungsi traidisional pendidik untuk menyebarkan informasi pengetahuan harus dipupuskan sama sekali. Fungsi ini, dalam batas-batas tertentu, perlu dipertahankan, tetapi harus dikombinasikan dengan fungsi-fungsi sosial yang lebih luas, yakni membantu subjek didik untuk memadukan informasi-informasi yang terpecah-pecah dan tersebar ke dalam satu falsafah yang utuh. Dengan kata lain dapat diungkapkan bahwa menjadi seorang pendidik dewasa ini berarti juga menjadi “penengah” di dalam perjumpaan antara subjek didik dengan himpunan informasi faktual yang setiap hari mengepung kehidupan mereka.
Sebagai penengah, pendidik harus mengetahui dimana letak sumber-sumber informasi pengetahuan tertentu dan mengatur mekanisme perolehannya apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh subjek didik.Dengan perolehan informasi pengetahuan tersebut, pendidik membantu subjek didik untuk mengembangkan kemampuannya mereaksi dunia sekitarnya. Pada momentum inilah tindakan belajar dalam pengertian yang sesungguhya terjadi, yakni ketika subjek didik belajar mengkaji kemampuannya secara realistis dan menerapkannya untuk mencapai kebutuhan-kebutuhannya.
Dari deskripsi di atas terlihat bahwa indikator dari satu tindakan belajar yang berhasil adalah : bila subjek didik telah mengembangkan kemampuannya sendiri. Lebih jauh lagi, bila subjek didik berhasil menemukan dirinya sendiri ; menjadi dirinya sendiri. Faure (1972) menyebutnya sebagai “learning to be”.
Adalah tugas pendidik untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi berlangsungnya tindakan belajar secara efektif. Kondisi yang kondusif itu tentu lebih dari sekedar memberikan penjelasan tentang hal-hal yang termuat di dalam buku teks, melainkan mendorong, memberikan inspirasi, memberikan motif-motif dan membantu subjek didik dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan (Whiteherington, 1982:77). Inilah fungsi motivator, inspirator dan fasilitator dari seorang pendidik.

C.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Agar fungsi pendidik sebagai motivator, inspirator dan fasilitator dapat dilakonkan dengan baik, maka pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar subjek didik. Faktor-faktor itu lazim dikelompokkan atas dua bahagian, masing-masing faktor fisiologis dan faktor psikologis (Depdikbud, 1985 :11).
1.   Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis ini mencakup faktor material pembelajaran, faktor lingkungan, faktor instrumental dan faktor kondisi individual subjek didik.Material pembelajaran turut menentukan bagaimana proses dan hasil belajar yang akan dicapai subjek didik. Karena itu, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan kesesuaian material pembelajaran dengan tingkat kemampuan subjek didik ; juga melakukan gradasi material pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat lebih kompeks.
Faktor lingkungan, yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial, juga perlu mendapat perhatian. Belajar dalam kondisi alam yang segar selalu lebih efektif dari pada sebaliknya. Demikian pula, belajar padapagi hari selalu memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan sosial yang hiruk pikuk, terlalu ramai, juga kurang kondisif bagi proses dan pencapaian hasil belajar yang optimal.
Yang tak kalah pentingnya untuk dipahami adalah faktor-faktor instrumental, baik yang tergolong perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Perangkat keras seperti perlangkapan belajar, alat praktikum, buku teks dan sebagainya sangat berperan sebagai sarana pencapaian tujuan belajar. Karenanya, pendidik harus memahami dan mampu mendayagunakan faktor-faktor instrumental ini seoptimal mungkin demi efektifitas pencapaian tujuan-tujuan belajar.
Faktor fisiologis lainnya yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi individual subjek didik sendiri. Termasuk ke dalam faktor ini adalah kesegaran jasmani dan kesehatan indra. Subjek didik yang berada dalam kondisi jasmani yang kurang segar tidak akan memiliki kesiapan yang memadai untuk memulai tindakan belajar.
2.   Faktor Psikologis
     Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar      
     jumlahnya banyak sekali, dan masing-masingnya tidak dapat dibahas secara
     terpisah.
Perilaku individu, termasuk perilaku belajar, merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.
2.1.   Perhatian
Tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu, seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan subjek didik, menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif, seperti bermain peran (role playing), debat dan sebagainya.
Strategi pemebelajaran seperti ini juga dapat memancing perhatian yang spontan dari subjek didik. Perhatian yang spontan dimaksudkan adalah perhatian yang tidak disengaja, alamiah, yang muncul dari dorongan-dorongan instingtif untuk mengetahui sesuatu, seperti kecendrungan untuk mengetahui apa yang terjadi di sebalik keributan di samping rumah, dan lain-lain. Beberapa hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa perhatian spontan cendrung menghasilkan ingatan yang lebih lama dan intensif dari pada perhatian yang disengaja.
2.2.  Pengamatan
Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bai masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.
Untuk kepentingan pengaturan proses pembelajaran, para pendidik perlu memahami keseluruhan modalitas pengamatan tersebut, dan menetapkan secara analitis manakah di antara unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang paling dominan peranannya dalam proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya menyepakati bahwa unsur lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain, perolehan informasi pengetahuan oleh subjek didik lebih banyak dilakukan melalui penglihatan dan pendengaran.
Jika demikian, para pendidik perlu mempertimbangkan penampilan alat-alat peraga di dalam penyajian material pembelajaran yang dapat merangsang optimalisasi daya penglihatan dan pendengaran subjek didik. Alat peraga yang dapat digunakan, umpamanya ; bagan, chart, rekaman, slide dan sebagainya.
2.3.  Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni (1) menerima  kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3) memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.
Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya teknik pembelajaran yang digunakan pendidik. Teknik pembelajaran yang disertai dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan lebih dalam pada subjek didik. Di samping itu, pengembangan teknik pembelajaran yang mendayagunakan “titian ingatan” juga lebih mengesankan bagi subjek didik, terutama untuk material pembelajaran berupa rumus-rumus atau urutan-urutan lambang tertentu. Contoh kasus yang menarik adalah mengingat nama-nama kunci nada g (gudeg), d (dan), a (ayam), b (bebek) dan sebagainya.
Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan kesan atau mengingat. Kemampuan ini tidak sama kualitasnya pada setiap subjek didik. Namun demikian, ada hal yang umum terjadi pada siapapun juga : bahwa segera setelah seseorang selesai melakukan tindakan belajar, proses melupakan akan terjadi. Hal-hal yang dilupakan pada awalnya berakumulasi dengan cepat, lalu kemudian berlangsung semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa dan tersimpan dalam ingatan untuk waktu yang relatif lama.
Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut kalangan psikolog pendidikan, subjek didik harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Implikasi pandangan ini dalam proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi subjek didik untuk mengulang atau mengingat kembali material pembelajaran yang telah dipelajarinya. Hal ini, misalnya, dapat dilakukan melalui pemberian tes setelah satu submaterial pembelajaran selesai.
Kemampuan resroduksi, yakni pengaktifan atau prosesproduksi ulang hal-hal yang telah dipelajari, tidak kalah menariknya untuk diperhatikan. Bagaimanapun, hal-hal yang telah dipelajari, suatu saat, harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tertentu subjek didik, misalnya kebutuhan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ujian ; atau untuk merespons tantangan-tangan dunia sekitar.
Pendidik dapat mempertajam kemampuan subjek didik dalam hal ini melalui pemberian tugas-tugas mengikhtisarkan material pembelajaran yang telah diberikan.
2.4.  Berfikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1) pembentukan pengertian, (2) penjalinan pengertian-pengertian, dan (3) penarikan kesimpulan.
Kemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan yang “selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ni akan menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri.
2.5.  Motif
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.
Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.
Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik.Melalui grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya.Dengan melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.

BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa di antaranya:
1. Fisiologis
2. Psikologis
a. Perhatian
b. Pengamatan
c. Ingatan
d. Berfikir
e. Motif

Selasa, 09 November 2010

Resep Mengatasi Kesedihan

RESEP UNTUK MENGATASI KESEDIHAN

Dalam sebuah kisah disebutkan ada seorang bijak yang terkena musibah. Ketika teman-temannya berkunjung untuk mengucapkan keprihatinan dia kemudian berkata :
“Aku tahu ada satu obat yang terbuat dari enam resep berbeda untuk sebuah kesedihan”
Teman-temannya bertanya “apa saja itu?”
1.    Percaya sepenuhnya kepada ALLAH SWT
2.    Kesadaranku bahwa semua yang ALLAH takdirkan akan terjadi
3.    Sabar yang merupakan senjata paling ampuh yang dipergunakan oleh orang-orang yang mendapat ujian.
4.    Jika tidak sabar berpikirlah apa yang bias dilakukan. Dan perasaan resah tidak akan membantu menyelesaikan masalah
5.    Mungkin suatu saat ada kondisi yang lebih buruk dari pada saat ini
6.    Dari waktu ke waktu jalan keluar akan selalu terbuka.

(Diambilkan dari La Tahzan karya Dr. ‘aidh al Qarni)

Biopori dan Sumur Resapan untuk Kebumen

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kebumen merupakan salah satu Kabupaten di wilayah selatan Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten yang terkenal dengan sarang burung lawetnya ini mempunyai tekstur permukaan yang bervariasi. Di sebelah utara didominasi oleh pegunungan dengan bukit-bukit yang ditanami dengan pohon-pohon pinus sebagai tanaman utama. Penanaman pohon pinus ini merupakan proyek dari Perhutani kabupaten Kebumen. Tujuan utama penanaman pinus sebagai hutan industri adalah pengerukan keuntungan semaksimal mungkin. Hanya saja penyeragaman penanaman pohon sejenis karet ini bukan tanpa masalah. Masalah utama yang muncul dengan penanaman seragam ini adalah berkurangnya jumlah mata air sebagai cadangan di musim kemarau.
Berkurangnya jumlah mata air terutama di musim kemarau inilah yang kemudian menimbulkan permasalahan-permasalahan klasik yakni kekurangan air di daerah Kebumen. Bukan itu saja bencana lain seperti banjir dan tanah longsor juga mengancam daerah-daerah di Kabupaten yang pernah memiliki Bupati perempuan pertama di Indonesia ini.
Berawal dari hal-hal tersebut banyak usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Kebumen untuk mencoba menanggulangi permasalahan yang muncul tersebut. Hal yang paling sering dilakukan ketika kemarau panjang datang adalah mengirim bantuan air ke daerah-daerah yang kekurangan dengan menggunakan mobil-mobil tangki. Untuk bahaya banjir dilakukan penanggulan ulang sepanjang sungai-sungai di wilayah kabupaten Kebumen. Dua hal yang dilakukan pemerintah kabupaten mempunyai beberapa kelebihan namun juga terdapat kelemahan salah satunya adalah biaya yang diperlukan relatif tinggi.

B.    MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam penulisan makalah ini, kami memiliki maksud dan tujuan antara lain sebagai berikut:
1.    Mengetahui permasalahan yang ada
2.    Memaparkan usaha-usaha mengatasi permasalahan
3.    Menumbuhkan kesadaran bagi kita untuk ikut berpartisipasi mengatasi masalah.

C.    SASARAN
Sasaran utama makalah ini adalah warga Kebumen pada umumnya dan daerah-daerah yang kekurangan air pada khususnya. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak bisa mengetahui permasalahan yang ada dan ikut memecahkan masalah tersebut.



D.    PERMASALAHAN
Makalah ini diangkat karena masih terdapat daerah-daerah di kabupaten Kebumen yang kekurangan air bersih terutama saat musim kemaru panjang tiba. Judul di atas memiliki permasalahan antara lain:
1.    Bagaimana mewariskan sumber Air Alami agar pada masa yang akan datang tidak kekurangan air?
2.    Upaya apa yang dilakukan agar dapat menghemat pemakaian air?

E.    METODE PEMBAHASAN
Dalam membahas masalah-masalah yang ada dan upaya pemecahannya kami perincikan makalah ini menjadi 3 (tiga) bab dan dibagi menjadi sub-bab yakni:
Pada BAB I PENDAHULUAN berisi Latar Belakang yang menjelaskan mengapa makalah ini dibuat. Maksud dan Tujuan yang menguraikan maksud pembuatan  makalah dan tujuannya. Sasaran menjelaskan siapa yang menjadi obyek pembuatan makalah. Permasalahan menguraikan masalah yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Kemudian bagian terakhir pada bab ini adalah Metode Pembahasan yang menjelaskan bagaimana alur makalah ini.
Pada BAB II ANALISA PERMASALAHAN berisi Pengantar Analisa dan Analisa Permasalahan itu sendiri. Pada Pengantar Analisa berisikan pengantar penulis tentang masalah yang akan diuraikan. Kemudian dalam Analisa Permasalahan menguraikan masalah-masalah yang ada dan merupakan jawaban dari permasalahan yang muncul dalam Permasalahan pada bab sebelumnya.
BAB III yang merupakan bab terakhir merupakan PENUTUP yang berisi Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan berisi inti makalah yang dipaparkan oleh penulis. Sedangkan Saran berisi masukan-masukan penulis kepada pembaca khususnya pada Sasaran yang ada pada bab awal.




BAB II
ANALISA PERMASALAHAN

A.    PENGANTAR ANALISA
Air merupakan suatu kebutuhan mendasar manusia yang tidak dapat ditinggalkan dari kesaharian. Begitu pentingnya air, sebagian masyarakat ada yang mengeramatkan sumber-sumber air/mata air. Bahkan dalam usaha meningkatkan kesehatan masyarakat Pemerintah telah mengambil langkah penting dengan menetapkan Kebijakan Nasional pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat yang menjadi obyek sekaligus subyek yang aktif dalam kebijakan ini. Kebijakan Nasional mengenai AMPL berbasis masyarakat ini adalah
1.    Air merupakan benda sosial dan benda ekonomi
2.    Pilihan yang diinformasikan sebagai dasar dalam pendekatan terhadap kebutuhan
3.    Pembangunan berwawasan lingkungan
4.    Pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat
5.    Keberpihakan pada masyarakat miskin
6.    Peran perempuan dalam pengambilan keputusan
7.    Akuntabilitas proses pembangunan
8.    Peran pemerintah sebagai fasilitator
9.    Peran aktif masyarakat
10.    Pelayanan optimal dan tepat sasaran
11.    Penerapan prinsip pemulihan biaya
 (www.ampl.co.id)
Adanya kebijakan nasional tersebut semakin mempertegas bahwa air merupakan hal yang sangat penting. Permasalahan yang muncul di kota-kota besar Indonesia adalah dua peristiwa yang berlawanan, misalnya: di permukaan tanah, banjir bisa mencapai atap rumah seperti yang terjadi belakangan ini, sementara di bawah tanah, permukaan air tanah (water table) di kota-kota besar terus mengalami penurunan, hal tersebut juga sudah dialami sebagian masyarakat Kebumen.
Banyak daerah-daerah di Kebumen yang sering mengalami kekurangan air terutama di musim kemarau yang panjang sementara ketika musim penghujan tiba air melimpah tanpa bisa ditampung dan dimanfaatkan dengan lebih baik. Hal ini sering menimbulkan masalah-masalah yang rumit. Masalah-masalah yang paling sering muncul adalah sulitnya mencari air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti masak, mandi, dan mencuci. Seringkali masyarakat yang berada di daerah-daerah tersebut harus mencari mata air sejauh 5 Km atau lebih hanya demi mendapatkan satu atau dua ember air bersih.
Berawal dari permasalahan yang ada tersebut, kami mencoba memaparkan cara-cara untuk mewariskan sumber air di wilayah Kebumen. Pemaparan tentang usaha-usaha pewarisan mata air tersebut akan lebih rinci pada sub-bab berikutnya.
B.    ANALISA PERMASALAHAN
Setelah mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada, yakni:
1.    Bagaimana mewariskan sumber Air Alami agar pada masa yang akan datang tidak kekurangan air?
2.    Upaya apa yang dilakukan agar dapat menghemat pemakaian air?
Dari dua masalah yang ada mari kita kaji bersama permasalahan tersebut lebih lanjut:
1.    Bagaimana mewariskan sumber Air Alami agar pada masa yang akan datang tidak kekurangan air?
Seperti disebutkan di atas mata air adalah suatu titik di mana air tanah mengalir keluar dari permukaan tanah (id.wikipedia.org), sedangkan mata air alami adalah suatu titik di mana air tanah dengan sendirinya mengalir di permukaan tanah karena adanya perbedaan struktur tanah. Mata air ini sering merupakan cadangan-cadangan air yang tersimpan oleh akar-akar dari pohon-pohon yang bersifat menyimpan air atau merupakan sungai bawah tanah yang relatif lebih “abadi”.
Mata air alami ini bukan tanpa ancaman kekeringan, pola hidup manusia yang tidak menjaganya akan berakibat hilangnya sumber-sumber mata air ini. Cara-cara yang dilakukan untuk menjaga kelestarian mata air alami adalah dengan cara penanaman berbagai varietas pohon di daerah-daerah yang memiliki sumber mata air alami. Penanaman pohon ini tidak bisa dirasakan langsung manfaatnya, namun memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mengetahui hasil dari penanaman pohon tersebut. Ada beberapa pohon yang kami anjurkan sebagai sumber penahan air yaitu:
a.    Beringin (Ficus benjamina)
b.    Jati (Tectona Grandis)
c.    Mahoni (Swietenia mahogany)
d.    Dadap
e.    Jambu Mente

2.    Upaya apa yang dilakukan agar dapat menghemat pemakaian air?
Air yang digunakan secara terus menerus tentu akan mengalami penurunan kualitas dan kuantitasnya. Pada air bersih akan sangat terasa perbedaannya. Di bawah ini merupakan langkah-langkah menghemat air terutama ketika musim penghujan tiba dan air mengalir serta terbuang percuma.
a.    Pembuatan Sumur Resapan
Sumur resapan air tanah adalah salah satu upaya untuk meningkatkan imbuhan air tanah, disamping itu manfaat yang sangat berguna adalah dapat mengurangi banjir akibat limpasan air permukaan, berikut pemaparannya:
1)    Prinsip Kerja Sumur Resapan
Air hujan yang jatuh ke tanah setidaknya 85 persen harus bisa diserap oleh tanah tersebut agar tidak meluapkan banjir. Tanah secara alamiah bisa menyerap curahan air hujan yang jatuh, termasuk dari atap rumah, yang mengalir melalui talang. Di sini sumur resapan akan mengurangi sumbangan bencana banjir dengan mengurangi sumbangan run off air hujan. Di bawah tanah, resapan ini akan masuk merembes lapisan tanah yang disebut sebagai lapisan tidak jenuh, dimana tanah (dari berbagai jenis) masih bisa menyerap air, kemudian masuk menembus permukaan tanah (water table) di mana di bawahnya terdapat air tanah (ground water) yang terperangkap di lapisan tanah yang jenuh (air tanah inilah yang sebenarnya kita konsumsi).
Masuknya air hujan melalui peresapan inilah yang menjaga cadangan air tanah agar tetap bisa dicapai dengan mudah. Ini karena permukaan air tanah memang bisa berubah-ubah, tergantung dari suplai dan eksploitasinya. Dengan teralirkan ke dalam sumur resapan, air hujan yang jatuh tidak terbuang percuma ke selokan lalu mengalir ke sungai.
2)    Persyaratan Pembuatan Sumur resapan
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan, persyaratan umum yang harus dipenuhi seperti ditulis Rosyid (www.kompas.com/2005) adalah :
1.    Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam, atau labil.
2.    Sumur resapan juga dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari "septic tank" (minimum 5 meter diukur dari tepi), dan berjarak minimum 1 meter dari fondasi bangunan.
3.    Bentuk sumur itu sendiri boleh bundar atau persegi empat, sesuai selera.
4.    Kedalaman air tanah minimum 1, 50 meter pada musim hujan.
5.    Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal 2 meter di bawah permukaan air tanah.
3)    Spesifikasi Sumur Resapan
1.    Penutup Sumur
Untuk penutup sumur dapat dipilih beragam bahan di antaranya :
•    Pelat beton bertulang tebal 10 cm dicampur dengan satu bagian semen, dua bagian pasir, dan tiga bagian kerikil.
•    Pelat beton tidak bertulang tebal 10 cm dengan campuran perbandingan yang sama, berbentuk cubung dan tidak di beri beban di atasnya atau,
•    Ferocement (setebal 10 cm) dan diberi penarik untuk membuka tutup.
2.    Dinding sumur bagian atas dan bawah
Untuk dinding sumur dapat digunakan bis beton. Dinding sumur bagian atas dapat menggunakan batu bata merah, batako, campuran satu bagian semen, empat bagian pasir, diplester dan di aci semen.
3.    Pengisi Sumur
Pengisi sumur dapat berupa batu pecah ukuran 10-20 cm, pecahan bata merah ukuran 5-10 cm, ijuk, serta arang. Pecahan batu tersebut disusun berongga tanpa diberi campuran semen.
4.    Saluran air hujan
Dapat digunakan pipa PVC berdiameter 110 mm, pipa beton berdiameter 200 mm, dan pipa beton setengah lingkaran berdiameter 200 mm.

4)    ilustrasi Sumur Resapan bisa dilihat di www.architectaria.co.id
5)    Perawatan Sumur Resapan
Sesuatu yang dibuat tanpa dirawat akan membuat sesuatu tersebut cepat rusak, demikian pula dengan sumur resapan. Perawatan sumur resapan sangat sederhana yakni dengan cara meneliti ulang keadaan sumur resapan ketika menjelang musim penghujan. Atau minimal kita memeriksa keadaan sumur tiga tahun sekali. Jika dinding sumur mulai ada kerusakan segera lakukan perbaikan agar tidak menjadi lebih parah.
b.    Pembuatan Lubang Biopori
Lubang Biopori adalah pembuatan lubang yang ditujukan agar tanah memiliki daya serap terhadap air yang jatuh di atasnya. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata, dari Institut Pertanian Bogor.
1)    Prinsip Kerja Lubang Biopori
Lubang Biopori akan menyerap air yang jatuh di atasnya dan menyimpannya di pori-pori tanah yang terjadi karena adanya organisme penguarai seperti cacing yang membuat pori-pori tanah.
2)    Persyaratan Pembuatan Lubang Biopori
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembuatan lubang biopori antara lain sebagai berikut:
a)    Dilakukan di lahan yang datar
b)    Lubang dibuat sesuai selera (bundar atau kotak)
c)    Jarak antar lubang sekitar 50-100 cm
3)    Cara Pembuatan Lubang Biopori
a)    Buatlah lubang sedalam 0,5-1 meter dengan diameter 10-15 cm.
b)    Isilah lubang tersebut dengan sampah organik terutama daun-daunan sampai padat
c)    Untuk mengamankan lubang, tutup lubang dengan menggunakan kawat ram/rooster (biasa digunakan sebagai lubang ventilasi) agar air bisa masuk ke lubang tersebut.


4)    Ilustrasi Lubang Biopori bisa dilihat di www.biopori.com

5)    Perawatan Lubang Biopori
Cara untuk merawat Lubang Biopori sama sederhananya dengan perawatan sumur resapan, yakni dengan cara memeriksa kondisi Lubang Biopori dan melakukan perbaikan apabila terdapat kerusakan. Apabila telah menjadi kompos, sampah-sampah daun yang terdapat di lubang biopori bisa digunakan sebagai pupuk tanaman dan segera gantikan dengan sampah daun yang baru.
Inti dari pembuatan sumur resapan dan lubang biopori adalah menabung air hujan yang biasanya terbuang langsung ke selokan/sungai. Hal ini dikemukakan Tardan (www.esp.or.id/2008) bahwa “Jumlah air itu tetap, tidak bertambah dan tidak berkurang, jadi sebaiknya kita jaga. Pohon tidak memproduksi air, yang memproduksi air itu hujan. Jadi saat hujan turun dan curah air meningkat, sebaiknya air kita tabung dengan menggunakan sumur resapan di daerah perbukitan atau gunung atau sistem biopori di wilayah datar.”




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Upaya pewarisan sumber air di wilayah Kebumen dapat dilakukan dengan 2 (dua) hal yaitu:
Dalam upaya mewariskan sumber air alami dilakukan dengan penanaman pohon di tempat-tempat yang menjadi sumber mata air di wilayah Kebumen. Pohon-pohon yang dapat dijadikan sebagai penahan air antara lain
1.    Beringin (Ficus benjamina)
2.    Jati (Tectona Grandis)
3.    Mahoni (Swietenia mahogany)
4.    Dadap
5.    Jambu Monyet
Sekali kita menanam pohon, kita telah mengatasi beberapa masalah, ketika kita menebang pohon masalah akan muncul dan semakin kompleks. Keterkaitan ini terjadi karena karena secara umum pohon mempunyai fungsi antara lain:
a.    1 (satu) pohon akan menghasilkan 5,2 liter oksigen per hari. 1 (satu) orang bernafas perlu 2,5 liter oksigen per hari. Jadi 1 (satu) pohon menunjang kehidupan 2 (dua) warga dan menebang 1 (satu) pohon di kota berarti mencekik 2 (dua) warga.
b.    Akar pohon menyerap air hujan ke tanah sehingga tidak mengalir sia-sia. Kemudian mengikat air di pori tanah dan menjadikan sebagai cadangan air di musim kemarau, sehingga ketersediaan air tanah secara berkesinambungan tetap terjaga dan menjadikan debit mata air, sungai dan danau tetap besar, serta tidak terjadi kekeringan pada musim kemarau dan pada musim penghujan bencana banjir tidak terjadi. Jadi penebangan pohon adalah pengurasan cadangan mata air.
c.    Akar pohon juga mengikat butir-butir tanah sehingga dapat mencegah terjadinya erosi dan tanah longsor. Jadi menebang pohon terutama di daerah tangkapan air/konservasi seperti daerah pegunungan atau hutan tanpa upaya menanam kembali berarti mengundang bencana erosi dan tanah longsor terutama pada musim penghujan
Pohon-pohon di hutan mendaur ulang hujan dan membangun iklim mikro sehingga iklim mikro terjaga, kelembaban terkendali dan curah hujan turun. Jadi menebang pohon di hutan dan membiarkan hutan menjadi gundul, berarti kita menciptakan lingkungan gersang dan terjadi kekeringan terutama pada musim kemarau.

B.    SARAN
Dari paparan di atas penulis menyarankan kepada warga Kebumen khususnya dan umumnya kepada seluruh daerah di Indonesia agar menjaga sumber air baik yang bersifat alami maupun yang buatan. Hal tersebut dikarenakan air merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sehingga anak cucu kita bisa menikmati air bersih dengan jumlah yang mencukupi.
Marilah kita bersama-sama menjaga sesuai dengan kemampuan dan keberadaan kita sehingga “Kita bisa mewarisi mata air bukan mewarisi air mata” kepada semua generasi di bawah kita.

Teori Sumber Kejiwaan Agama

A.    TEORI SUMBER KEJIWAAN AGAMA
Berdasarkan hasil riset dan observasi para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa untuk kebutuhan dan keinginan manusia tidak hanya terbatas pada kebutuhan makan, minum pakaian dan kebutuhan kenikmatan saja melainkan manusia membutuhkan yang bersifat universal. Artinya bahwa setiap manusia mulai dari ang paling primitif sampai yang modern mempunyai keinginan untuk mengabdikan dirinya kepada Tuhan atau zat yang lebih tinggi.
Pernyataan yang muncul adalah : Apakah yang menjadi sumber pokok yang mendasar timbulnya keinginan untuk mengabdikan diri kepada Tuhan ?
Untuk memberikan jawaban pernyataan itu telah muncul beberapa teori antara lain :
1.    Teori Monistik
    Teori monistik adalah sebuah teori yang berpendapat bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah satu sumber kejiwaan. Selanjutnya, sumber tunggal ini menjadi berbeda-beda dari berbagai pendapat para ahli di antaranya:
    •    Thomas Aquino berpendapat bahwa yang mempengaruhi kejiwaan agama seseorang adalah karena pikiran orang tersebut. Hal ini menjadikan rasio sebagai satu-satunya motif yang menjadi sumber agama.
    •    Fredick Schleimacher mempunyai pandangan bahwa jiwa keagamaan seseorang timbul karena adanya rasa ketergantungan yang mutlak (sense of depend) sehingga merasa dirinya lemah. Dari rasa ketergantungan ini maka timbul upacara-upacara yang bertujuan untuk meminta perlindungan kepada kekuasaan yang diyakini dapat melindungi mereka.
    •    Rudolf Otto berpendapat bahwa sumber kejiwaan agama yang paling esensial adalah rasa kagum seseorang terhadap sesuatu yang dianggap lain dari yang lain (the wholly other).
    •    Sigmund Freud berpendapat bahwa unsur yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah libido sexuil (naluri seksual) yang kemudian menimbulkan ide tentang ke-Tuhanan dan upacara keagamaan setelah melalui proses :
    a.    Oedipoes Complex, yakni mitos yunani kuno yang menceritakan karena cintanya kepada ibunya bersekongkol untuk membunuh ayahnya, namun setelah ayahnya terbunuh timbul rasa bersalah (sense of guilt) pada diri anak-anak itu.
    b.    Father Image (Citra Bapak)  Setelah mereka membunuh ayahnya dan dihantui rasa bersalah, timbullah rasa penyesalan. Perasaan itu menerbitkan sebuah ide untuk membuat suatu cara sebagai penebus kesalahan mereka. Lalu mereka memuja arwah ayah mereka karena takut arwah itu akan menuntut balas. Jadi menurut Freud agama muncul dari ilusi/khayalan manusia.
2.    Teori Fakulti
    Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia tidak bergantung pada suatu sumber yang tunggal tetapi terdiri atas beberapa unsur di antaranya adalah fungsi cipta (reason), rasa (emotion), dan karsa (will). Demikian pula perbuatan manusia yang bersifat keagamaan dipengaruhi dan ditentukan oleh tiga fungsi tersebut. Penjelasan ketiga fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
    a.    Cipta (Reason): fungsi ini berperan untuk menentukan benar atau tidaknya ajaran suatu agama beradasarkan pertimbangan intelek seseorang.
    b.    Rasa (Emotion): akan menimbulkan sikap batin yang seimbang dan positif dalam menghayati kebenaran ajaran agama.
    c.    Karsa (Will): menimbulkan amalan-amalan atau doktrin keagamaan yang benar dan logis.
    Teori ini memiliki beberapa tokoh penganut. Walaupun cara dan pemahaman mereka dalam menjabarkan berbeda-beda, namun mengerucut pada tiga hal tersebut di atas. Tokoh-tokoh penganut aliran ini antara lain:
    •    G. M. Straton
        Beliau mengemukakan teori “konflik” yang menyatakan bahwa yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah adanya konflik dalam kejiwaan manusia. Keadaan yang berlawanan seperti : baik-buruk, moral-immoral, pasif-aktif, rendah diri-harga diri, dan lain-lain ini akan menimbulkan pertentangan dalam diri manusia. Dikotomi (serba dua) termasuk akan menimbulkan rasa agama dalam diri manusia.
        Konflik yang terjadi akan membawa kemunduran (kerugian) tetapi juga ada yang membawa kemajuan. Jika suatu konflik sudah sangat mencekam dan mempengaruhi kejiwaannya, maka manusia itu akan mencari pertolongan kepada suatu kekuasaan tertingi (Tuhan).
        Selanjutnya G. M. Straton berpendapat, konflik yang positif tergantung atas adanya dorongan pokok yang merupakan dorongan dasar (basic-urge), sebagai keadaan yang menyebabkan timbulnya konflik tersebut.
    •    Zakiah Daradjat
        Dr. Zakiah Daradjat berpendapat, bahwa dalam diri manusia terdapat kebutuhan pokok. Beliau mengemukakan, selain dari kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani, manusia mempunyai kebutuhan akan adanya kebutuhan akan keseimbangan dalam kehidupan jiwanya agar tidak mengalami tekanan yang terdiri dari
        Kebutuhan akan rasa kasih sayang. Jika kebutuhan ini tidak dipenuhi maka akan timbul gejala psikomatis misalnya : hilang nafsu makan, pesimis, keras kepala, insomnia, dan lain-lain.
        Kebutuhan akan rasa aman/perlindungan. Akibat jika tidak terpenuhi rasa aman adalah munculnya perasaan curiga, was-was, perdukunan, pertapaan, dan lain-lain.
        Kebutuhan akan rasa harga diri/penghormatan. Bentuk rasa ingin dihormati ini akan muncul dengan rasa sombong, sok tahu, ngambek, dan lain-lain. Kehilangan harga diri akan berakibat tekanan batin seperti sakit jiwa, depresi, dan ilusi.
        Kebutuhan akan rasa bebas. Tercukupinya hal ini akan membuat manusia mampu bertindak secara nyaman dan lega. Ketakutan dan rendah diri akan muncul jika rasa bebas ini tidak dipenuhi.
        Kebutuhan akan rasa sukses. Hal ini akan menyebabkan manusia mendambakan rasa keinginan untuk dibina dalam bentuk penghargaan terhadap hasil karyanya. Jika kebutuhan ini didesak dan ditekan maka akan orang tersebut akan kehilangan harga dirinya.
        Kebutuhan untuk ingin tahu (mengenal). Kebutuhan ini akan menyebabkan manusia selalu meneliti dan menyelidiki sesuatu, yang bila tidak bisa dipenuhi akan menyebabkan tekanan batin.

Gabungan keenam kebutuhan inilah yang menurut Zakiah Daradjat akan menyebabkan seseorang memerlukan agama.
    •    W. H. Thomas
        Melalui toeri The Four Wishes W. H. Thomas mengungkapkan bahwa yang menjadi sumber kejiwaan, agama adalah empat macam keinginan dasar yang ada dalam jiwa manusia, yaitu:
        1)    Keinginan untuk keselamatan (security)
        2)    Keinginan untuk mendapat penghargaan (recognation)
        3)    Keinginan untuk ditanggapi (response)
        4)    Keinginan akan pengetahuan dan pengalaman baru (new experience)
        Didasarkan keempat keinginan di atas itulah pada umumnya, manusia menganut agama. Melalui ajaran agama yang teratur, maka keempat keinginan dasar tersebut akan tersalurkan.

B.    TIMBULNYA JIWA KEAGAMAAN PADA ANAK
    Manusia dilahirkan dalam keadaan lemah fisik maupun psikis. Walaupun dalam keadaan demikian, ia telah memiliki kemampuan bawaan yang bersifat laten. Potensi ini memerlukan pengembangan melalui bimbingan dan pemeliharaan yang baik, terlebih pada usia dini. Pengembangan potensi ini memerlukan bimbingan sesuai dengan prinsip yang dimilikinya yaitu:
    1.    Prinsip Biologis
        Secara fisik manusia lahir dalam keadaan lemah. Ia memerlukan bantuan orang lain (dewasa) di sekelilingnya karena tubuhnya belum tumbuh sempurna untuk difungsikan secara maksimal.
    2.    Prinsip tanpa daya
        Sejalan dengan belum sempurnanya pertumbuhan secara fisik dan psikisnya, maka anak yang baru lahir hingga dewasa selalu mengharapkan bantuan dari orang tuanya. Hal ini terjadi karena ia sama sekali tidak berdaya untuk mengurusi dirinya sendiri.
    3.    Prinsip Eksplorasi
        Prinsip ini akan melakukan pengembangan jasmani dan rohani dengan pemeliharaan dan latihan yang berkesinambungan sesuai dengan tingkat umur dan kemampuan anak tersebut.
    Kesemuanya  itu tidak dapat dipenuhi secara sekaligus melainkan melalui pentahapan. Demikian juga perkembangan agama pada diri anak. Hal ini akan menimbulkan pertanyaan dari manakah timbulnya agama pada diri anak itu?
    Dari pertanyaan tersebut muncullah teori-teori yang menyebutkan pertumbuhan agama pada anak, teori-teori tersebut antara lain:
    1.    Rasa Ketergantungan (Sense of Dependent)
        Teori ini dikemukakan oleh W. H Thomas melalui Four Wishes yang sudah dibahas pada bahasan sebelumnya. Berdasarkan keempat keinginan itu, maka sejak bayi dilahirkan hidup dalam ketergantungan. Hal ini dialami melalui pengalaman-pengalaman yang diterimanya dari lingkungan itu kemudian terbentuklah rasa keagamaan pada diri anak.
    2.    Instink Keagamaan
        Teori ini dicetuskan salah satunya oleh Woodworth, bayi yang dilahirkan sudah memiliki beberapa insting termasuk di antaranya insting keagamaan. Belum terlihatnya tindak keagamaan pada diri anak karena beberapa beberapa fungsi kejiwaan yang menopang kematangan berfungsinya insting belum sempurna. Misalnya insting sosial pada anak sebagai potensi bawaannya sebagai makhluk homo socius, baru akan berfungsi setelah anak dapat bergaul dan berkemampuan untuk berkomunikasi.

Harga hari Papa

HARGA HARI PAPA
Adi yang masih berumur 10 tahun bertanya pada papanya.
“Pa, sebulan gaji papa berapa sich?”
Sang papa menjawab dengan santai “3 juta”
Adi kembali bertanya “terus kalau sehari berapa Pa?”
“100 ribu lah kira-kira, memang kenapa?” Tanya papa mulai heran.
“Aku boleh minta 5 ribu nggak Pa?” Adi kembali bertanya tanpa menjawab pertanyaan papanya
“Boleh saja, buat apa di?” papanya semakin heran
“Aku punya tabungan 45 ribu, kalo minta dari papa 5 ribu kan jadi genap 50 ribu, terus kalo punya 50ribu papa mau kan ajak Adi mancing setengah hari, ntar uangnya buat papa semua!”

Terkadang kita lupa bahwa bermain bersama anak merupakan sesuatu yang diharapkan sekali oleh anak-anak kita. Kita selalu sibuk dengan urusan kantor, bisnis, masalah dengan tetangga, dan segala kegiatan yang menjadikan bahwa kita mempunyai titipan yang harus kita rawat dan kita didik. Amanah yang kelak harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Pencipta yang menganugerahi kita buah hati.
Apakah perlu menunggu tabungan anak untuk kita dekat dengan anak?
Atau perlu anggaran yang besar untuk kita bermain dan menyempatkan bercengkrama atau sekedar menanyakan kegiatan buah hati kita??

Papan Kebahagiaan

PAPAN KEBAHAGIAAN

Dalam La tahzan karya 'Aidh al-Qarni diceritakan bahwa para 'Alim berkumpul. Mereka mendiskusikan kunci kebahagiaan dalam kehidupan. Setiap peserta yang hadir diharuskan membawa 3 papan yang berisi tulisan tentang kunci bahagia. Setelah itu papan dikumpulkan.
Setelah diskusi selesai mereka hanya membawa 3 buah papan:
  • Papan yang pertama bertuliskan "SEKARANG ADALAH HIDUPMU, SEKARANG ADALAH HIDUPMU". mereka sepakat bahwa seorang yang ingin bahagia harus melakukan yang terbaik hari ini. Karena sekaranglah manusia itu hidup. Dia tidak bisa kembali di masa lalu, diapun tidak bisa mendahului hidup ke masa depan. Masa lalu adalah history (sejarah), masa depan adalah mistery (misteri), dan hari ini adalah bless (anugerah)
  • Papan Kedua bertuliskan "PIKIRKANLAH dan BERSYUKURLAH". Kita diharuskan senantiasa berpikir hal-hal yang telah diberikan kepada kita dari ALLAH SWT. Hal ini supaya kita senantiasa bersyukur atas segala hal yang kita terima. Jika kita tidak bisa mensyukuri yang kecil, bagaimana kita mau mensyukuri yang besar??
  • Tertulis "JANGAN MARAH" pada papan terakhir. Sering kita tidak sadar bahwa kemarahan membawa kehilangan pada hal-hal yang positif, kehilangan hikmah dari sebuah peristiwa, bahkan kita tidak sadar bahwa kita telah dikendalikan oleh syetan.

Rabu, 03 November 2010

Islam dan lingkungan hidup

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk hidup yang dikaruniai kesempurnaan akal, pikiran, budi, dan kemampuan mengatur alam. Manusia menggunakan pikiran dan akalnya adalah upaya manusia untuk senantiasa mencukupi kebutuhan dan keperluan hidupnya. Dari berbagai upaya manusia mencukupi kebutuhan dan keperluan hidupnya ini manusia akan memanfaatkan alam.
Sebagian manusia tidak menyadari bahwa upaya mereka untuk memenuhi kebutuhan terkadang tidak memperhatikan kemampuan alam dalam penyediaan sumber daya alam. Karena banyaknya manusia yang tidak memperhatikan kemampuan alam inilah yang mengakibatkan kerusakan alam.
Berangkat dari masalah sederhana yang terus berkembang menjadi kompleks inilah kami berusaha mengupas hubungan manusia dan lingkungan hidup dalam sebuah makalah sederhana ini.


2. MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam penulisan makalah ini kami memiliki maksud dan tujuan antara lain sebagai berikut:
• Mengetahui hubungan manusia dengan lingkungan
• Mengetahui ilmu tentang lingkungan dan dasar ilmu tersebut
• Menumbuhkan kesadaran bagi kita tentang pentingnya menjaga hubungan dengan lingkungan hidup.


3. PERMASALAHAN
Makalah ini diangkat karena manusia lebih sering tidak mau menyadari dan tidak berusaha memperhatikan batas-batas kemampuan alam. Mereka banyak mengeksploitasi tanpa memperhatikan masalah-masalah yang timbul dari hal tersebut.


4. SASARAN
Sasaran utama makalah ini adalah manusia pada umumnya sebagai subyek/pengguna, penjaga, dan pemelihara alam. Hal ini dimaksudkan agar alam sebagai obyek tidak hanya dieksploitasi tanpa adanya usaha menjaga dan melestarikannya.


5. METODE PEMBAHASAN
Untuk memudahkan proses pemahaman tentang pembahasan hubungan manusia dengan lingkungan metode pembahasannya kita perincikan menjadi 6 (enam) pembahasan, yaitu :

1. Kesadaran Manusia Tentang Lingkungan
2. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan
3. Tata Lingkungan Alamiah
4. Kehidupan dan Lingkungan Alamiah
5. Fungsi Lingkungan Hidup Bagi Manusia
6. Manusia, Sumber Daya Alam, dan Kelestarian Lingkungan


BAB II
ANALISA MASALAH


1. PENGANTAR
Manusia akan selalu berhadapan dengan berbagai macam permasalahan-permasalahan yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan pribadinya. Manusia akan berusaha mengerti dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya tersebut dengan berbagai macam cara dan kegiatan. Dari berbagai usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia ini, tidak semua berkesadaran tentang wawasan lingkungan.
Dari hal tersebut inilah kami berusaha memaparkan hubungan antara Manusia dan Lingkungan Hidup yang bertujuan agar manusia sadar akan pentingnya lingkungan bagi dirinya.


2. MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP
a. Kesadaran Manusia Tentang Lingkungan
Manusia telah lama memodifikasi alam bagi kepentingan hidupnya. Baik secara sederhana dengan mengambil secukupnya dari alam, sampai dengan mengeksploitasi dengan cara-cara modern. Sebagian dari mereka telah menyadari bahwa kemampuan alam terbatas. Namun dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan manusia, makin banyak pula manusia yang berusaha menaklukkan alam untuk kepentingan pribadinya.
Kesadaran akan pentingnya lingkungan telah dimulai oleh para tokoh-tokoh pemikir pada masa Yunani Kuno melalui Artistoteles, Heredotus, Polybus, dan Hipocrates. Pemikiran para filusuf Yunani ini sempat hilang sampai diungkapkan kembali oleh Ibnu Khaldun pada abad pertengahan (Ellen, 1982:1-2). Beliau merupakan sarjana Arab yang merupakan penggali pemikiran rasional masa Yunani Kuno untuk diterapkan dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan Modern.
Pemikiran teoritis tentang masalah lingkungan baru menjadi bidang ilmu sejak abad sembilan belas, natara lain berkat perkembangan ilmu bumi, biologi, dan sejarah alam. Namun tidak semua pemikiran teoritis ini bisa menyelesaikan masalah lingkungan hal ini dikemukakan Robert A. Riklefs (1979: 4-5) dicontohkan pada kasus Clear Lake, California untuk mendukung pemikirannya bahwa pemikiran teoritis tidak selamanya bisa menyelesaikan masalah.
Pada kasus ini Danau yang dianggap merupakan tempat wisata terbaik setelah perang dunia II kenyamanannya terganggu oleh gangguan hewan midge (sejenis serangga kecil malam hari keluarga nyamuk namun tidak menghisap darah). Hewan yang berkembang biak pada dasar danau ini berusaha dimusnahkan oleh para ahli dengan penggunaan DDT dan DDD dengan takaran yang dianggap aman. Hal tersebut dilakukan kembali pada tahun 1954 setelah pembasmian pertama pada tahun 1949. Pada tahun ini banyak serangga pemangsa dan burung jenis western grebe yang ikut mati namun belum ada penelitian akan hal ini.
Pada tahun 1957 kembali dilakukan penyemprotan DDD namun kali ini tidak berhasil karena meningkatnya daya tahan Midge terhadap pestisida. Sebaliknya burung-burung semakin banyak yang mati. Akhirnya dua bangkai burung dikirim ke laboratorium untuk diteliti. Dan pada lemak burung tersebut ditemukan konsentrasi DDD yang ribuan kali lebih banyak dari takaran yang terdapat pada Clear Lake. Pada ikan-ikan yang hidup di danau tersebut juga ditemukan konsentrasi yang membahayakan bagi siapa saja yang memakannya. Maka hancurlah aset ekonomi utama penduduk setempat. Program pengontrolan serangga midge akhirnya menimbulkan malapetaka bagi Clear Lake.
Belajar dari kasus ini Riklefs (1979: 5) menyimpulkan bahwa Ilmu Ekologi diperlukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan modern.

b. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan
• Pengertian
Ilmu lingkungan biasa disebut ekologi yang berasal dari bahasa Inggris ecology yang diambil dari bahasa Yunani kuno oicos yang berarti rumah/lingkungan dan logos yang berarti ilmu. Maka ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara organisma dengan lingkungannya.


• Konsep dasar Ilmu Ekologi menurut Soerjani (1982)
i. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan tempatnya hidup seperti air, tanah, batuan, dan sinar matahari. Ekosistem dapat dipandang sebagai wujud nyata dari lingkungan hidup yang menyangkut bagian di mana terdapat kehidupan.
Ekosistem ini dibentuk dari berbagai macam populasi, yang membentuk komunitas dalam sebuah habitat. Suatu komunitas akan bisa lestari apabila semuanya menempati habitatnya secara optimal. Pada komunitas tersebut terjadi arus energi yang hemat dan efisien bagi setiap komponen di dalamnya. Setiap jenis makhluk hidup bertambah banyak atau berkurang populasinya tergantung oleh daya dukung lingkungan, yaitu dalam penyediaan bahan kebutuhan hidupnya (Dassman et al, 1977:2).
ii. Sistem Produksi, Konsumsi, dan Dekomposisi
Kehidupan di suatu ekosistem ditentukan oleh adanya sistem produksi, konsumsi, dan dekomposisi. Produksi utama adalah proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan. Proses ini adalah mengikat energi matahari dengan penyatuan mineral pada zat hijau daun yang disimpan menjadi karbohidrat. Proses ini kemudian mengalami proses biokimia lanjutan dan akan menghasilkan protein, lemak, asam, dan lain-lain. Materi dan energi yang dihasilkan tidak berhenti begitu saja tapi akan dimanfaatkan oleh konsumen utama yakni hewan pemakan tumbuhan atau herbivor. Hewan ini antara lain rusa, sapi, kambing, kuda, dan lain-lain.
Energi dan materi yang terdapat pada konsumen pertama akan diperlukan oleh konsumen kedua. Karena konsumen pertama merupakan sumber energi bagi konsumen kedua maka disebut juga produsen kedua. Sedangkan konsumen kedua merupakan produsen ketiga bagi hewan yang memakannya. Begitu seterusnya.
Baik produsen pertama, kedua, ketiga dan seterusnya akan mengalami proses dekomposisi atau penguraian menjadi bentuk bahan organik sederhana oleh jasad renik yakni bakteri dan jamur. Bahan organik sederhana akan digunakan oleh tumbuhan sebagai bahan pembuat makanan, materi dan energi. Peristiwa kesinambungan ini disebut dengan daur energi.
Jika dalam ekosistem terdapat daur energi yang baik maka tidak ada kekurangan energi pada salah satu elemen. Sebagai contoh populasi rusa akan terjaga dengan sehat jika terdapat populasi harimau yang cukup pula. Dan dengan populasi rusa yang tepat, rumput hijau sebagai produsen tidak akan mengalami kehabisan persediaan.

iii. Materi dan Energi
Dalam suatu ekosistem proses peralihan materi disebut daur materi, dan peralihan endergi disebut aliran energi. Peralihan materi dan energi dalam suatu ekosistem terjadi secara beraturan mengikuti suatu hukum yang disebut hukum termodinamika. Hukum tersebut berbunyi sebagai berikut
1. Energi tidak dapat dihancurkan atau diciptakan, tapi energi dapat mengalami transformasi. Dengan kata lain jumlah energi di alam semesta ini tetap kekal.
2. a. Proses transformasi energi tidak pernah spontan, kecuali perombakan dari keadaan padat menjadi cair dan sebaliknya.
b. Proses transformasi energi itu tidak pernah terjadi utuh atau efisien 100%. Karena transformasi energi tidak pernah 100%, maka terjadi kelebihan dalam bentuk limbah.
iv. Keseimbangan
Setiap ekosistem akan memiliki kemampuan untuk memelihara, mengatur, dan mengadakan keseimbangan kembali. Dalam setiap ekosistem ada kecenderungan untuk melawan perubahan atau setidaknya usaha untuk melakukan keseimbangan. Hukum keseimbangan ini disebut homeostatis yang berbunyi:
1. Setiap ekosistem memiliki kekuatan dinamis yang akan berubah menjadi variabel lentur mengikuti perubahan dalam batas-batas stabilitas tertentu.
2. Setiap ekosistem menanggapi setiap gangguan baik disengaja maupun tidak, sesuai dengan kelenturan yang dimilikinya.
v. Faktor-faktor Keterbatasan dan Daya Dukung
Lingkungan alam tidak pernah menyediakan sumber daya alam secara melimpah, karena ada saja faktor-faktor keterbatasan yang terjadi baik secara alamiah maupun karena campur tangan manusia. Daya dukung suatu ekosistem antara lain jumlah energi minimum yang tersedia, materi-materi yang ada, keadaan suhu, ada atau tidaknya gangguan kimiawi, keragaman komunitas dan sebagainya. Selain sebagai daya dukung hal tersebut juga menjadi faktor-faktor yang membatasi keterbatasan suatu Ekosistem.
vi. Daya Dukung dan Strategi adaptasi
Untuk menghadapi berbagai kondisi daya dukung dan faktor-faktor keterbatasan di lingkungannya, maka setiap makhluk hidup melakukan strategi penyesuaian diri.
Ada dua contoh strategi yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk bertahan yakni strategi K, yaitu strategi menyeimbangkan populasi dengan lingkungan, di mana mereka berusaha menekan jumlah populasinya untuk mendekati batas-batas daya dukung yang ada. Strategi kedua adalah Strategi hidup R, yaitu yang tidak memperdulikan batas daya dukung lingkungannya. Mereka akan terus berkembang biak mengikuti naluri sehingga melampaui batas daya dukung lingkungan. Sampai suatu saat terjadi bencana atau kematian massal sehingga populasinya turun di bawah K sehingga untuk sementara terjadi stabilitas antara populasi dengan daya dukung lingkungannya, sampai nanti terjadi lagi kelebihan populasi yang luar biasa dan kembali terjadi bencana atau kematian massal.

c. Tata Lingkungan Alamiah
Keseluruhan susunan lingkungan alamiah dengan keanekaragaman jenis dengan tatanan yang sangat kompleks inilah yang disebut Tata Lingkungan Alamiah. Di dalamnya termasuk manusia, betapapun dia merasa dirinya mampu memahami tatanan lingkungan tersebut. Sebagai bukti bentuk tubuh, warna kulit, tingkah laku, dan budaya manusia merupakan bentuk ketergantungan manusia terhadap alam (Riklefs, 1979:14).
Tata lingkungan alamiah akan mengalami perubahan karena adanya kejadian-kejadian yang bersifat alami maupun buatan manusia. Pada kejadian-kejadian yang berasal dari ulah manusia adalah akibat dari keinginan manusia menguasai dan mengerti alam. Jika dalam pemanfaatan teknologi tidak dilakukan secara benar maka akan terjadi perubahan yang cepat dan tidak dapat diramalkan dengan munculnya resiko malapetaka bagi kelangsungan kesejahteraan manusia itu sendiri (Riklefs, 1979:15). Hal ini telah dicontohkan pada kasus Clear Lake di depan.
Secara garis besar hubungan lingkungan dengan makhluk hidup adalah sebagai berikut:
• Makhluk hidup adalah unit utama dari lingkungan hidup yang terbagi-bagi menjadi kelompok-kelompok alamiah yang disebut jenis (spesies).
• Makhluk hidup terbentuk dengan segala kesesuaian yang tepat di lingkungannya.
• Lingkungan hidup dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memiliki perangkat pola-pola organisasi, pengelompokan, dan kompleksitas hubungan antar komponen.
• Pemahaman kita terhadap alam dibatasi oleh persepsi kita sendiri mengenai lingkungan sekitar.

d. Kehidupan dan Lingkungan Alamiah
Dalam kehidupan kita sering mempertentangkan antara makhluk hidup dengan benda mati, organik dengan anorganik, biotik dengan abiotik dan sebagainya. Padahal keduanya merupakan dua hal yang merupakan pengisi lingkungan yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini disebabkan keduanya berada dalam lingkaran arus energi yang berasal dari matahari (Riklefs, 1979:4).
Makhluk hidup memiliki fungsi-fungsi kehidupan yang dibatasi oleh hukum alam fisik yang bersifat tak hidup. Atau dengan kata lain bahwa bentuk tubuh, hubungan antar makhluk itu akan dipengaruhi oleh lingkungan dan habitat makhluk tersebut. Hubungan antara keduanya bisa dicontohkan pada evolusi pada ikan yang memiliki tubuh langsing (streamline) dan memiliki alat pernafasan (insang) yang tepat untuk menyerap oksigen dari air.
e. Fungsi Lingkungan Hidup Bagi Manusia
a) Sebagai Tata Ruang Bagi Keberadaan Manusia
Sebagai tata ruang bagi keberadaan manusia lingkungan akan membentuk dimensi jasmani, rohani, dan hasil dari jasmani dan rohani tersebut (kebudayaan). Walaupun manusia dibekali dengan kemampuan untuk mengatur alam dan menguasai serta mengembangkan kesadaran terhadap alam, namun sesungguhnya hal tersebut masih sangat sedikit tentang bagaimana seluk beluk tata ruang bagi keberadaan manusia. Hal ini bisa dibuktikan dengan diganggunya keseimbangan dan keanekaragaman sifat alamiah baik secara sengaja maupun tidak disengaja, yang berakibat bencana bagi manusia itu sendiri.
b) Sebagai Penyedia Kebutuhan Manusia (Sustenance)
Segala kebutuhan manusia telah disediakan oleh alam baik secara langsung maupun tidak langsung. Manusia akan selalu membutuhkan energi, air, oksigen, dan sebagainya yang semua itu ada dalam aliran energi yang terjadi di alam.
Jika manusia hanya bersikap eksploratif (memakai) tanpa berupaya untuk menjaga dan melestarikan ketersediaan alam. Jika tidak ada upaya penjagaan dan pelestarian salah satu aspek kebutuhan manusia tidak tersedia maka bisa dipastikan akan mengancam kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

f. Manusia, Sumber Daya Alam, dan Kelestarian Lingkungan
Banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli lingkungan, namun dari sekian banyak teori yang dikemukakan mengerucut pada sebuah kesimpulan bahwa di manapun manusia berada akan sangat bergantung dengan keadaan di sekelilingnya. Ketergantungan ini bukan semata-mata manusia mengambil dari alam secara langsung namun juga dalam bentuk usaha memanipulasi alam dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.
Usaha memanipulasi alam ini dapat menjamin kelestarian alam dan manusia itu sendiri, dan dapat pula menimbulkan dampak rusaknya kelestarian lingkungan dan manusia sebagai bagian dari lingkungan.

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Manusia sebagai bagian dari lingkungan tidak akan pernah bisa lepas dari ketergantungan terhadap alam. Mereka akan senantiasa berusaha memanipulasi alam untuk memenuhi semua kebutuhan mereka. Karena banyak usaha pemenuhan kebutuhan yang kurang bahkan tidak mengindahkan kelestarian alam, maka diperlukan usaha-usaha untuk menjaga kelestarian alam. Usaha tersebut antara lain adalah mengerti pentingnya alam bagi kehidupan, tahu ilmu tentang lingkungan, sehingga mereka sadar dan mau melaksanakan upaya pelestarian alam tersebut.

2. SARAN
Setelah kita mengetahui hubungan manusia dengan lingkungan dan pentingnya sebuah kesadaran untuk melestarikannya maka seyogyanya kita perlu melakukan beberapa hal sebagai berikut :
1. Manusia bisa melangsungkan hidupnya dengan ketersediaanya sumber daya alam, sehingga dalam menggunakan sumber daya alam perlu mempertimbangkan kemampuan dari alam itu sendiri.
2. Dalam Al Qur’an sendiri telah disebutkan bahwa “Terjadinya kerusakan dimuka bumi ini adalah karena ulah tangan manusia”. Dengan dasar itu dan dengan melihat realita yang terjadi sekarang ini maka penting bagi kita untuk menumbuhkan kesadaran untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan sumber daya alam.