Sabtu, 22 Maret 2014

MTs Kepadangan Clapar (bagian 1)




Sejarah MTs Kepadangan Clapar (bagian 1)

Pertama kali tercetus keinginan mendirikan Madrasah di daerah Kecamatan Karanggayam dimulai pada tahun 1995. al maghfurlah bapak Suranto merupakan tokoh yang pertama kali mencetuskan ide tersebut. Kemudian beliau mengajak teman-teman guru di SD sekitar tempat tinggal beliau di desa Clapar Kecamatan Karanggayam (waktu itu beliau dan keluarga masih bertempat tinggal di perumahan SD Clapar). Ide mendirikan Madrasah mendapat tanggapan positif, istri tercinta Eko Yuni Setyaningsih mendukung langkah beliau, kemudian musyawarah kecil yang melibatkan Drs. Daryono, Turahman, Nurman, Sawito (alm), Drs. Ikhwani, Waluyo Utomo, Warsimin, Sunarto, S.Ag, Sugimin, Nursalim, Sumardi, dan beberapa tokoh lain terjadi.

Kesepakatan yang disepakati adalah untuk membentuk sebuah yayasan yang berkecimpung pada pendidikan dan kemasyarakatan dan akhirnya disepakati nama "YAYASAN PENDIDIKAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 'KEPADANGAN' ". Nama Kepadangan diambil dari nama sesepuh yang dianggap membuka desa Clapar dengan nama Mbah Kepadangan. Dispakati pula Warsimin diangkat sebagai Ketua dibantu Bambang Mulyo Hartono di bagian bendahara, dan Warsito pada sekretaris serta Putut Purboyo (alm) dan Edi Purwoko (sekdes desa Clapar waktu itu). Demikian pulan Madrasah Tsanawiyah yang dibentuk dinamakan MTs KEPADANGAN CLAPAR.

Pada Januari 1996 keluarlah SK dari depag provinsi tentang ijin operasional MTs Kepadangan Clapar meskipun waktu itu belum memiliki gedung sendiri.Pertama kali MTs Kepadangan Clapar masuk sore hari dan menumpang di SD N Clapar. Angkatan pertama MTs Kepadangan Clapar 13 siswa namun yang bertahan hingga lulus pada angkatan pertama berjumlah 8 anak.

Ada cerita menarik ketika pertama kali angkatan pertama ini belajar, siswa yang berjumlah 13 anak dengan hanya 2 siswi, semakin lama semakin berkurang. Siswa yang didominasi dari desa Logandu dusun Menjangan ini jarang berangkat, setelah ditelusuri mereka tidak masuk karena bersamaan dengan jadwal mengaji di Masjid. Hal ini menjadikan keprihatinan al maghfurlah H. Suranto (alm), kemudian menemui pengampu Masjid al Istiqomah yang bernama Mardiadi. Nama yang disebut terakhir ini kelak akan menahkodai MTs Kepadangan Clapar. Mereka berdua bermufakat untuk bersama-sama memajukan MTs Kepadangan Clapar dengan tidak meninggalkan Masjid dan kegiatan pengajian di dalamnya, namun saling bersinergi menguatkan satu sama lain.

Gedung pertama yang berhasil dibuat pada tahun 2000 sebanyak 3 unit, gedung ini hanya beranggaran 2 unit bantuan dari depag Pusat namun berhasil direalisasikan sebanyak 3 unit. Tanah yang digunakan untuk membangun gedung hasil dari wakaf almaghfurlah Suranto dan keluarga. Realisasi 3 unit ini tidak lepas dari dukungan masyarakat sekitar yang mewakafkan pohon, kayu, batu, dan tenaga  yang luar biasa. Gedung lokal kedua dibangun pada tahun 2002 sebanyak 2 unit, 2003 1 unit, 2004 1 unit, 2007 1 unit, dan terakhir tahun 2012 dengan bantuan dari berbagai instansi baik kabupaten, propinsi, maupun pusat.

Masuk sore masih terus berlanjut hingga tahun 2002/2003. Pada generasi ini muncul nama-nama baru yang turut serta berjuang di Madrasah tercinta, mereka di antaranya Mahdi Fathurrahman, Wiwit Priyono, dan Subagyo yang mempelopori Madrasah untuk masuk pagi. Pada 2003/2004 MTs Kepadangan Clapar resmi melaksanakan pembelajaran pagi hari dengan jumlah siswa kurang lebih 100 anak. Merasa kurang dalam ketenagaan ditambahkanlah nama-nama baru sebagai mujahid di MTs Kepadangan Clapar, berturut-turut Suparno, Suradi, Sumadi,  Sarwono, Kadiman, Slamet, Yusup Wibowo,S.Pd.Si, Suharti, Fajar Kurniawan, Erik Puji Lestari, Lasmin, dan Gampang Edi Kurniawan. Barisan mujahid muda ini menggantikan generasi-generasi sebelumnya seperti para pendiri di atas dan generasi sebelum barisan muda seperti Slamet Riyanto,S.Pd, Sugimin, Suhartono, Suparjan (alm), Sarijo, S.Ag, Sarjani, SE, Ani Septiorini, dan Rahmat Riva'i.

Kepemimpinan di MTs Kepadangan Clapar telah berganti tiga kali. Drs. Daryono memimpin MTs Kepadangan Clapar mulai tahun 1996 hingga tahun 2007. Selama beliau memimpin MTs Kepadangan Clapar, rintisan hal-hal yang kecil ditanamkan pada setiap siswa dan pengajar bahwa perjuangan di MTs Kepadangan Clapar ialah ibadah yang tidak pernah mengenal tempat. Pada tahun 2007 Drs. Daryono digantikan oleh Nursalim, S.Pd.I. Pada saat pria asal desa Karanggede Mirit ini memimpin Madrasah, MTs memperoleh akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Propinsi Jawa Tengah. Hanya saja pada tahun 2010 beliau mengalami mutasi ke Mirit sehingga menyerahkan estafet kepemimpinan kepada Mardiadi. Menahkodai MTs Kepadangan dari 1 Juli 2010, Kepala Madrasah yang merupakan alumnus Pondok Pesantren Tambighul Ghofilin Banjarnegara ini menekankan pentingnya manajemen diri dan komitmen bersama untuk kemajuan MTs Kepadangan Clapar. Pria dengan perawakan kecil cenderung kurus ini menata kembali hal-hal yang dirasakan belum sesuai dengan visi dan misi yang telah disepakati bersama. Berbekal barisan punggawa muda, beliau optimis mampu bersaing secara baik dengan sekolah dan madrasah yang ada di sekitar. Beliau sangat menekankan menjalin jaringan dan saling memberikan manfaat sesuai dengan semboyan yang senantiasa didengungkan di setiap saat "khoirunnaas anfa 'uhum linnaas"


bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar