Selasa, 09 November 2010

Biopori dan Sumur Resapan untuk Kebumen

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kebumen merupakan salah satu Kabupaten di wilayah selatan Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten yang terkenal dengan sarang burung lawetnya ini mempunyai tekstur permukaan yang bervariasi. Di sebelah utara didominasi oleh pegunungan dengan bukit-bukit yang ditanami dengan pohon-pohon pinus sebagai tanaman utama. Penanaman pohon pinus ini merupakan proyek dari Perhutani kabupaten Kebumen. Tujuan utama penanaman pinus sebagai hutan industri adalah pengerukan keuntungan semaksimal mungkin. Hanya saja penyeragaman penanaman pohon sejenis karet ini bukan tanpa masalah. Masalah utama yang muncul dengan penanaman seragam ini adalah berkurangnya jumlah mata air sebagai cadangan di musim kemarau.
Berkurangnya jumlah mata air terutama di musim kemarau inilah yang kemudian menimbulkan permasalahan-permasalahan klasik yakni kekurangan air di daerah Kebumen. Bukan itu saja bencana lain seperti banjir dan tanah longsor juga mengancam daerah-daerah di Kabupaten yang pernah memiliki Bupati perempuan pertama di Indonesia ini.
Berawal dari hal-hal tersebut banyak usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Kebumen untuk mencoba menanggulangi permasalahan yang muncul tersebut. Hal yang paling sering dilakukan ketika kemarau panjang datang adalah mengirim bantuan air ke daerah-daerah yang kekurangan dengan menggunakan mobil-mobil tangki. Untuk bahaya banjir dilakukan penanggulan ulang sepanjang sungai-sungai di wilayah kabupaten Kebumen. Dua hal yang dilakukan pemerintah kabupaten mempunyai beberapa kelebihan namun juga terdapat kelemahan salah satunya adalah biaya yang diperlukan relatif tinggi.

B.    MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam penulisan makalah ini, kami memiliki maksud dan tujuan antara lain sebagai berikut:
1.    Mengetahui permasalahan yang ada
2.    Memaparkan usaha-usaha mengatasi permasalahan
3.    Menumbuhkan kesadaran bagi kita untuk ikut berpartisipasi mengatasi masalah.

C.    SASARAN
Sasaran utama makalah ini adalah warga Kebumen pada umumnya dan daerah-daerah yang kekurangan air pada khususnya. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak bisa mengetahui permasalahan yang ada dan ikut memecahkan masalah tersebut.



D.    PERMASALAHAN
Makalah ini diangkat karena masih terdapat daerah-daerah di kabupaten Kebumen yang kekurangan air bersih terutama saat musim kemaru panjang tiba. Judul di atas memiliki permasalahan antara lain:
1.    Bagaimana mewariskan sumber Air Alami agar pada masa yang akan datang tidak kekurangan air?
2.    Upaya apa yang dilakukan agar dapat menghemat pemakaian air?

E.    METODE PEMBAHASAN
Dalam membahas masalah-masalah yang ada dan upaya pemecahannya kami perincikan makalah ini menjadi 3 (tiga) bab dan dibagi menjadi sub-bab yakni:
Pada BAB I PENDAHULUAN berisi Latar Belakang yang menjelaskan mengapa makalah ini dibuat. Maksud dan Tujuan yang menguraikan maksud pembuatan  makalah dan tujuannya. Sasaran menjelaskan siapa yang menjadi obyek pembuatan makalah. Permasalahan menguraikan masalah yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Kemudian bagian terakhir pada bab ini adalah Metode Pembahasan yang menjelaskan bagaimana alur makalah ini.
Pada BAB II ANALISA PERMASALAHAN berisi Pengantar Analisa dan Analisa Permasalahan itu sendiri. Pada Pengantar Analisa berisikan pengantar penulis tentang masalah yang akan diuraikan. Kemudian dalam Analisa Permasalahan menguraikan masalah-masalah yang ada dan merupakan jawaban dari permasalahan yang muncul dalam Permasalahan pada bab sebelumnya.
BAB III yang merupakan bab terakhir merupakan PENUTUP yang berisi Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan berisi inti makalah yang dipaparkan oleh penulis. Sedangkan Saran berisi masukan-masukan penulis kepada pembaca khususnya pada Sasaran yang ada pada bab awal.




BAB II
ANALISA PERMASALAHAN

A.    PENGANTAR ANALISA
Air merupakan suatu kebutuhan mendasar manusia yang tidak dapat ditinggalkan dari kesaharian. Begitu pentingnya air, sebagian masyarakat ada yang mengeramatkan sumber-sumber air/mata air. Bahkan dalam usaha meningkatkan kesehatan masyarakat Pemerintah telah mengambil langkah penting dengan menetapkan Kebijakan Nasional pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat yang menjadi obyek sekaligus subyek yang aktif dalam kebijakan ini. Kebijakan Nasional mengenai AMPL berbasis masyarakat ini adalah
1.    Air merupakan benda sosial dan benda ekonomi
2.    Pilihan yang diinformasikan sebagai dasar dalam pendekatan terhadap kebutuhan
3.    Pembangunan berwawasan lingkungan
4.    Pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat
5.    Keberpihakan pada masyarakat miskin
6.    Peran perempuan dalam pengambilan keputusan
7.    Akuntabilitas proses pembangunan
8.    Peran pemerintah sebagai fasilitator
9.    Peran aktif masyarakat
10.    Pelayanan optimal dan tepat sasaran
11.    Penerapan prinsip pemulihan biaya
 (www.ampl.co.id)
Adanya kebijakan nasional tersebut semakin mempertegas bahwa air merupakan hal yang sangat penting. Permasalahan yang muncul di kota-kota besar Indonesia adalah dua peristiwa yang berlawanan, misalnya: di permukaan tanah, banjir bisa mencapai atap rumah seperti yang terjadi belakangan ini, sementara di bawah tanah, permukaan air tanah (water table) di kota-kota besar terus mengalami penurunan, hal tersebut juga sudah dialami sebagian masyarakat Kebumen.
Banyak daerah-daerah di Kebumen yang sering mengalami kekurangan air terutama di musim kemarau yang panjang sementara ketika musim penghujan tiba air melimpah tanpa bisa ditampung dan dimanfaatkan dengan lebih baik. Hal ini sering menimbulkan masalah-masalah yang rumit. Masalah-masalah yang paling sering muncul adalah sulitnya mencari air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti masak, mandi, dan mencuci. Seringkali masyarakat yang berada di daerah-daerah tersebut harus mencari mata air sejauh 5 Km atau lebih hanya demi mendapatkan satu atau dua ember air bersih.
Berawal dari permasalahan yang ada tersebut, kami mencoba memaparkan cara-cara untuk mewariskan sumber air di wilayah Kebumen. Pemaparan tentang usaha-usaha pewarisan mata air tersebut akan lebih rinci pada sub-bab berikutnya.
B.    ANALISA PERMASALAHAN
Setelah mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada, yakni:
1.    Bagaimana mewariskan sumber Air Alami agar pada masa yang akan datang tidak kekurangan air?
2.    Upaya apa yang dilakukan agar dapat menghemat pemakaian air?
Dari dua masalah yang ada mari kita kaji bersama permasalahan tersebut lebih lanjut:
1.    Bagaimana mewariskan sumber Air Alami agar pada masa yang akan datang tidak kekurangan air?
Seperti disebutkan di atas mata air adalah suatu titik di mana air tanah mengalir keluar dari permukaan tanah (id.wikipedia.org), sedangkan mata air alami adalah suatu titik di mana air tanah dengan sendirinya mengalir di permukaan tanah karena adanya perbedaan struktur tanah. Mata air ini sering merupakan cadangan-cadangan air yang tersimpan oleh akar-akar dari pohon-pohon yang bersifat menyimpan air atau merupakan sungai bawah tanah yang relatif lebih “abadi”.
Mata air alami ini bukan tanpa ancaman kekeringan, pola hidup manusia yang tidak menjaganya akan berakibat hilangnya sumber-sumber mata air ini. Cara-cara yang dilakukan untuk menjaga kelestarian mata air alami adalah dengan cara penanaman berbagai varietas pohon di daerah-daerah yang memiliki sumber mata air alami. Penanaman pohon ini tidak bisa dirasakan langsung manfaatnya, namun memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mengetahui hasil dari penanaman pohon tersebut. Ada beberapa pohon yang kami anjurkan sebagai sumber penahan air yaitu:
a.    Beringin (Ficus benjamina)
b.    Jati (Tectona Grandis)
c.    Mahoni (Swietenia mahogany)
d.    Dadap
e.    Jambu Mente

2.    Upaya apa yang dilakukan agar dapat menghemat pemakaian air?
Air yang digunakan secara terus menerus tentu akan mengalami penurunan kualitas dan kuantitasnya. Pada air bersih akan sangat terasa perbedaannya. Di bawah ini merupakan langkah-langkah menghemat air terutama ketika musim penghujan tiba dan air mengalir serta terbuang percuma.
a.    Pembuatan Sumur Resapan
Sumur resapan air tanah adalah salah satu upaya untuk meningkatkan imbuhan air tanah, disamping itu manfaat yang sangat berguna adalah dapat mengurangi banjir akibat limpasan air permukaan, berikut pemaparannya:
1)    Prinsip Kerja Sumur Resapan
Air hujan yang jatuh ke tanah setidaknya 85 persen harus bisa diserap oleh tanah tersebut agar tidak meluapkan banjir. Tanah secara alamiah bisa menyerap curahan air hujan yang jatuh, termasuk dari atap rumah, yang mengalir melalui talang. Di sini sumur resapan akan mengurangi sumbangan bencana banjir dengan mengurangi sumbangan run off air hujan. Di bawah tanah, resapan ini akan masuk merembes lapisan tanah yang disebut sebagai lapisan tidak jenuh, dimana tanah (dari berbagai jenis) masih bisa menyerap air, kemudian masuk menembus permukaan tanah (water table) di mana di bawahnya terdapat air tanah (ground water) yang terperangkap di lapisan tanah yang jenuh (air tanah inilah yang sebenarnya kita konsumsi).
Masuknya air hujan melalui peresapan inilah yang menjaga cadangan air tanah agar tetap bisa dicapai dengan mudah. Ini karena permukaan air tanah memang bisa berubah-ubah, tergantung dari suplai dan eksploitasinya. Dengan teralirkan ke dalam sumur resapan, air hujan yang jatuh tidak terbuang percuma ke selokan lalu mengalir ke sungai.
2)    Persyaratan Pembuatan Sumur resapan
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan, persyaratan umum yang harus dipenuhi seperti ditulis Rosyid (www.kompas.com/2005) adalah :
1.    Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam, atau labil.
2.    Sumur resapan juga dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari "septic tank" (minimum 5 meter diukur dari tepi), dan berjarak minimum 1 meter dari fondasi bangunan.
3.    Bentuk sumur itu sendiri boleh bundar atau persegi empat, sesuai selera.
4.    Kedalaman air tanah minimum 1, 50 meter pada musim hujan.
5.    Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal 2 meter di bawah permukaan air tanah.
3)    Spesifikasi Sumur Resapan
1.    Penutup Sumur
Untuk penutup sumur dapat dipilih beragam bahan di antaranya :
•    Pelat beton bertulang tebal 10 cm dicampur dengan satu bagian semen, dua bagian pasir, dan tiga bagian kerikil.
•    Pelat beton tidak bertulang tebal 10 cm dengan campuran perbandingan yang sama, berbentuk cubung dan tidak di beri beban di atasnya atau,
•    Ferocement (setebal 10 cm) dan diberi penarik untuk membuka tutup.
2.    Dinding sumur bagian atas dan bawah
Untuk dinding sumur dapat digunakan bis beton. Dinding sumur bagian atas dapat menggunakan batu bata merah, batako, campuran satu bagian semen, empat bagian pasir, diplester dan di aci semen.
3.    Pengisi Sumur
Pengisi sumur dapat berupa batu pecah ukuran 10-20 cm, pecahan bata merah ukuran 5-10 cm, ijuk, serta arang. Pecahan batu tersebut disusun berongga tanpa diberi campuran semen.
4.    Saluran air hujan
Dapat digunakan pipa PVC berdiameter 110 mm, pipa beton berdiameter 200 mm, dan pipa beton setengah lingkaran berdiameter 200 mm.

4)    ilustrasi Sumur Resapan bisa dilihat di www.architectaria.co.id
5)    Perawatan Sumur Resapan
Sesuatu yang dibuat tanpa dirawat akan membuat sesuatu tersebut cepat rusak, demikian pula dengan sumur resapan. Perawatan sumur resapan sangat sederhana yakni dengan cara meneliti ulang keadaan sumur resapan ketika menjelang musim penghujan. Atau minimal kita memeriksa keadaan sumur tiga tahun sekali. Jika dinding sumur mulai ada kerusakan segera lakukan perbaikan agar tidak menjadi lebih parah.
b.    Pembuatan Lubang Biopori
Lubang Biopori adalah pembuatan lubang yang ditujukan agar tanah memiliki daya serap terhadap air yang jatuh di atasnya. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata, dari Institut Pertanian Bogor.
1)    Prinsip Kerja Lubang Biopori
Lubang Biopori akan menyerap air yang jatuh di atasnya dan menyimpannya di pori-pori tanah yang terjadi karena adanya organisme penguarai seperti cacing yang membuat pori-pori tanah.
2)    Persyaratan Pembuatan Lubang Biopori
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembuatan lubang biopori antara lain sebagai berikut:
a)    Dilakukan di lahan yang datar
b)    Lubang dibuat sesuai selera (bundar atau kotak)
c)    Jarak antar lubang sekitar 50-100 cm
3)    Cara Pembuatan Lubang Biopori
a)    Buatlah lubang sedalam 0,5-1 meter dengan diameter 10-15 cm.
b)    Isilah lubang tersebut dengan sampah organik terutama daun-daunan sampai padat
c)    Untuk mengamankan lubang, tutup lubang dengan menggunakan kawat ram/rooster (biasa digunakan sebagai lubang ventilasi) agar air bisa masuk ke lubang tersebut.


4)    Ilustrasi Lubang Biopori bisa dilihat di www.biopori.com

5)    Perawatan Lubang Biopori
Cara untuk merawat Lubang Biopori sama sederhananya dengan perawatan sumur resapan, yakni dengan cara memeriksa kondisi Lubang Biopori dan melakukan perbaikan apabila terdapat kerusakan. Apabila telah menjadi kompos, sampah-sampah daun yang terdapat di lubang biopori bisa digunakan sebagai pupuk tanaman dan segera gantikan dengan sampah daun yang baru.
Inti dari pembuatan sumur resapan dan lubang biopori adalah menabung air hujan yang biasanya terbuang langsung ke selokan/sungai. Hal ini dikemukakan Tardan (www.esp.or.id/2008) bahwa “Jumlah air itu tetap, tidak bertambah dan tidak berkurang, jadi sebaiknya kita jaga. Pohon tidak memproduksi air, yang memproduksi air itu hujan. Jadi saat hujan turun dan curah air meningkat, sebaiknya air kita tabung dengan menggunakan sumur resapan di daerah perbukitan atau gunung atau sistem biopori di wilayah datar.”




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Upaya pewarisan sumber air di wilayah Kebumen dapat dilakukan dengan 2 (dua) hal yaitu:
Dalam upaya mewariskan sumber air alami dilakukan dengan penanaman pohon di tempat-tempat yang menjadi sumber mata air di wilayah Kebumen. Pohon-pohon yang dapat dijadikan sebagai penahan air antara lain
1.    Beringin (Ficus benjamina)
2.    Jati (Tectona Grandis)
3.    Mahoni (Swietenia mahogany)
4.    Dadap
5.    Jambu Monyet
Sekali kita menanam pohon, kita telah mengatasi beberapa masalah, ketika kita menebang pohon masalah akan muncul dan semakin kompleks. Keterkaitan ini terjadi karena karena secara umum pohon mempunyai fungsi antara lain:
a.    1 (satu) pohon akan menghasilkan 5,2 liter oksigen per hari. 1 (satu) orang bernafas perlu 2,5 liter oksigen per hari. Jadi 1 (satu) pohon menunjang kehidupan 2 (dua) warga dan menebang 1 (satu) pohon di kota berarti mencekik 2 (dua) warga.
b.    Akar pohon menyerap air hujan ke tanah sehingga tidak mengalir sia-sia. Kemudian mengikat air di pori tanah dan menjadikan sebagai cadangan air di musim kemarau, sehingga ketersediaan air tanah secara berkesinambungan tetap terjaga dan menjadikan debit mata air, sungai dan danau tetap besar, serta tidak terjadi kekeringan pada musim kemarau dan pada musim penghujan bencana banjir tidak terjadi. Jadi penebangan pohon adalah pengurasan cadangan mata air.
c.    Akar pohon juga mengikat butir-butir tanah sehingga dapat mencegah terjadinya erosi dan tanah longsor. Jadi menebang pohon terutama di daerah tangkapan air/konservasi seperti daerah pegunungan atau hutan tanpa upaya menanam kembali berarti mengundang bencana erosi dan tanah longsor terutama pada musim penghujan
Pohon-pohon di hutan mendaur ulang hujan dan membangun iklim mikro sehingga iklim mikro terjaga, kelembaban terkendali dan curah hujan turun. Jadi menebang pohon di hutan dan membiarkan hutan menjadi gundul, berarti kita menciptakan lingkungan gersang dan terjadi kekeringan terutama pada musim kemarau.

B.    SARAN
Dari paparan di atas penulis menyarankan kepada warga Kebumen khususnya dan umumnya kepada seluruh daerah di Indonesia agar menjaga sumber air baik yang bersifat alami maupun yang buatan. Hal tersebut dikarenakan air merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sehingga anak cucu kita bisa menikmati air bersih dengan jumlah yang mencukupi.
Marilah kita bersama-sama menjaga sesuai dengan kemampuan dan keberadaan kita sehingga “Kita bisa mewarisi mata air bukan mewarisi air mata” kepada semua generasi di bawah kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar