Kamis, 11 November 2010

Sempurna

Manusia hidup diciptakan sempurna dalam ketaksempurnaan. Ada di antara ketiadaan. Terkadang mereka tak sadar bahwa mereka sempurna. Mereka tak mau menyadari apa yang diberikan kepada mereka adalah sesuatu yang terbaik. Yang diberikan kepada mereka adalah keistimewaan yang tiada dimiliki orang lain. Yang dimiliki adalah anugrah dan keistimewaan yang tak tergantikan. Perlukah sebuah kejadian yang luar biasa agar mereka sadar bahwa mereka merasa sempurna. Bukankah kejadian yang biasa adalah sesuatu yang luar biasa yang sudah cukup menjadi bukti kesempurnaan bagi mereka. Bukankah setiap kejadian pada keseharian akan membawa potongan-potongan yang membawa kesempurnaan.

Selalu saja kesempurnaan itu menjadi sesuatu yang dicari dan diperebutkan dengan berbagai cara. Mengaku bahwa tak sempurna adalah cara yang mereka tunjukkan mencari kesempurnaan. Mereka berlomba mengaku tak sempurna dengan berbagai cara. Menggadaikan kesempurnaan mereka dengan mengaku belum sempurna dengan sempurna. Mereka disetujui dan didanai dengan sempurna. Wah sebuah cara yang sempurna untuk menjadikan ketaksempurnaan adalah tujuan hidup yang sempurna.

Dan mereka mengaku tak sempurna untuk menghindar dari sebuah tanggung jawab dari kesempurnnaan. Melarikan diri dari sebuah kewajiban yang harus diemban. Bahwa setiap makhluk hidup adalah bermanfaat bagi yang lain. Karena sesungguhnya “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain” dan memberikan kebaikan sebanyak-banyaknya bukan menerima kebaikan sebanyak-banyaknya.

Aku bertanya pada diriku sendiri.. kemana kesempurnaanmu diriku??


(Mahdi Fathurrahman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar