Rabu, 03 November 2010

Islam dan lingkungan hidup

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk hidup yang dikaruniai kesempurnaan akal, pikiran, budi, dan kemampuan mengatur alam. Manusia menggunakan pikiran dan akalnya adalah upaya manusia untuk senantiasa mencukupi kebutuhan dan keperluan hidupnya. Dari berbagai upaya manusia mencukupi kebutuhan dan keperluan hidupnya ini manusia akan memanfaatkan alam.
Sebagian manusia tidak menyadari bahwa upaya mereka untuk memenuhi kebutuhan terkadang tidak memperhatikan kemampuan alam dalam penyediaan sumber daya alam. Karena banyaknya manusia yang tidak memperhatikan kemampuan alam inilah yang mengakibatkan kerusakan alam.
Berangkat dari masalah sederhana yang terus berkembang menjadi kompleks inilah kami berusaha mengupas hubungan manusia dan lingkungan hidup dalam sebuah makalah sederhana ini.


2. MAKSUD DAN TUJUAN
Dalam penulisan makalah ini kami memiliki maksud dan tujuan antara lain sebagai berikut:
• Mengetahui hubungan manusia dengan lingkungan
• Mengetahui ilmu tentang lingkungan dan dasar ilmu tersebut
• Menumbuhkan kesadaran bagi kita tentang pentingnya menjaga hubungan dengan lingkungan hidup.


3. PERMASALAHAN
Makalah ini diangkat karena manusia lebih sering tidak mau menyadari dan tidak berusaha memperhatikan batas-batas kemampuan alam. Mereka banyak mengeksploitasi tanpa memperhatikan masalah-masalah yang timbul dari hal tersebut.


4. SASARAN
Sasaran utama makalah ini adalah manusia pada umumnya sebagai subyek/pengguna, penjaga, dan pemelihara alam. Hal ini dimaksudkan agar alam sebagai obyek tidak hanya dieksploitasi tanpa adanya usaha menjaga dan melestarikannya.


5. METODE PEMBAHASAN
Untuk memudahkan proses pemahaman tentang pembahasan hubungan manusia dengan lingkungan metode pembahasannya kita perincikan menjadi 6 (enam) pembahasan, yaitu :

1. Kesadaran Manusia Tentang Lingkungan
2. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan
3. Tata Lingkungan Alamiah
4. Kehidupan dan Lingkungan Alamiah
5. Fungsi Lingkungan Hidup Bagi Manusia
6. Manusia, Sumber Daya Alam, dan Kelestarian Lingkungan


BAB II
ANALISA MASALAH


1. PENGANTAR
Manusia akan selalu berhadapan dengan berbagai macam permasalahan-permasalahan yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan pribadinya. Manusia akan berusaha mengerti dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya tersebut dengan berbagai macam cara dan kegiatan. Dari berbagai usaha dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia ini, tidak semua berkesadaran tentang wawasan lingkungan.
Dari hal tersebut inilah kami berusaha memaparkan hubungan antara Manusia dan Lingkungan Hidup yang bertujuan agar manusia sadar akan pentingnya lingkungan bagi dirinya.


2. MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP
a. Kesadaran Manusia Tentang Lingkungan
Manusia telah lama memodifikasi alam bagi kepentingan hidupnya. Baik secara sederhana dengan mengambil secukupnya dari alam, sampai dengan mengeksploitasi dengan cara-cara modern. Sebagian dari mereka telah menyadari bahwa kemampuan alam terbatas. Namun dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan manusia, makin banyak pula manusia yang berusaha menaklukkan alam untuk kepentingan pribadinya.
Kesadaran akan pentingnya lingkungan telah dimulai oleh para tokoh-tokoh pemikir pada masa Yunani Kuno melalui Artistoteles, Heredotus, Polybus, dan Hipocrates. Pemikiran para filusuf Yunani ini sempat hilang sampai diungkapkan kembali oleh Ibnu Khaldun pada abad pertengahan (Ellen, 1982:1-2). Beliau merupakan sarjana Arab yang merupakan penggali pemikiran rasional masa Yunani Kuno untuk diterapkan dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan Modern.
Pemikiran teoritis tentang masalah lingkungan baru menjadi bidang ilmu sejak abad sembilan belas, natara lain berkat perkembangan ilmu bumi, biologi, dan sejarah alam. Namun tidak semua pemikiran teoritis ini bisa menyelesaikan masalah lingkungan hal ini dikemukakan Robert A. Riklefs (1979: 4-5) dicontohkan pada kasus Clear Lake, California untuk mendukung pemikirannya bahwa pemikiran teoritis tidak selamanya bisa menyelesaikan masalah.
Pada kasus ini Danau yang dianggap merupakan tempat wisata terbaik setelah perang dunia II kenyamanannya terganggu oleh gangguan hewan midge (sejenis serangga kecil malam hari keluarga nyamuk namun tidak menghisap darah). Hewan yang berkembang biak pada dasar danau ini berusaha dimusnahkan oleh para ahli dengan penggunaan DDT dan DDD dengan takaran yang dianggap aman. Hal tersebut dilakukan kembali pada tahun 1954 setelah pembasmian pertama pada tahun 1949. Pada tahun ini banyak serangga pemangsa dan burung jenis western grebe yang ikut mati namun belum ada penelitian akan hal ini.
Pada tahun 1957 kembali dilakukan penyemprotan DDD namun kali ini tidak berhasil karena meningkatnya daya tahan Midge terhadap pestisida. Sebaliknya burung-burung semakin banyak yang mati. Akhirnya dua bangkai burung dikirim ke laboratorium untuk diteliti. Dan pada lemak burung tersebut ditemukan konsentrasi DDD yang ribuan kali lebih banyak dari takaran yang terdapat pada Clear Lake. Pada ikan-ikan yang hidup di danau tersebut juga ditemukan konsentrasi yang membahayakan bagi siapa saja yang memakannya. Maka hancurlah aset ekonomi utama penduduk setempat. Program pengontrolan serangga midge akhirnya menimbulkan malapetaka bagi Clear Lake.
Belajar dari kasus ini Riklefs (1979: 5) menyimpulkan bahwa Ilmu Ekologi diperlukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan modern.

b. Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan
• Pengertian
Ilmu lingkungan biasa disebut ekologi yang berasal dari bahasa Inggris ecology yang diambil dari bahasa Yunani kuno oicos yang berarti rumah/lingkungan dan logos yang berarti ilmu. Maka ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara organisma dengan lingkungannya.


• Konsep dasar Ilmu Ekologi menurut Soerjani (1982)
i. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan tempatnya hidup seperti air, tanah, batuan, dan sinar matahari. Ekosistem dapat dipandang sebagai wujud nyata dari lingkungan hidup yang menyangkut bagian di mana terdapat kehidupan.
Ekosistem ini dibentuk dari berbagai macam populasi, yang membentuk komunitas dalam sebuah habitat. Suatu komunitas akan bisa lestari apabila semuanya menempati habitatnya secara optimal. Pada komunitas tersebut terjadi arus energi yang hemat dan efisien bagi setiap komponen di dalamnya. Setiap jenis makhluk hidup bertambah banyak atau berkurang populasinya tergantung oleh daya dukung lingkungan, yaitu dalam penyediaan bahan kebutuhan hidupnya (Dassman et al, 1977:2).
ii. Sistem Produksi, Konsumsi, dan Dekomposisi
Kehidupan di suatu ekosistem ditentukan oleh adanya sistem produksi, konsumsi, dan dekomposisi. Produksi utama adalah proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan. Proses ini adalah mengikat energi matahari dengan penyatuan mineral pada zat hijau daun yang disimpan menjadi karbohidrat. Proses ini kemudian mengalami proses biokimia lanjutan dan akan menghasilkan protein, lemak, asam, dan lain-lain. Materi dan energi yang dihasilkan tidak berhenti begitu saja tapi akan dimanfaatkan oleh konsumen utama yakni hewan pemakan tumbuhan atau herbivor. Hewan ini antara lain rusa, sapi, kambing, kuda, dan lain-lain.
Energi dan materi yang terdapat pada konsumen pertama akan diperlukan oleh konsumen kedua. Karena konsumen pertama merupakan sumber energi bagi konsumen kedua maka disebut juga produsen kedua. Sedangkan konsumen kedua merupakan produsen ketiga bagi hewan yang memakannya. Begitu seterusnya.
Baik produsen pertama, kedua, ketiga dan seterusnya akan mengalami proses dekomposisi atau penguraian menjadi bentuk bahan organik sederhana oleh jasad renik yakni bakteri dan jamur. Bahan organik sederhana akan digunakan oleh tumbuhan sebagai bahan pembuat makanan, materi dan energi. Peristiwa kesinambungan ini disebut dengan daur energi.
Jika dalam ekosistem terdapat daur energi yang baik maka tidak ada kekurangan energi pada salah satu elemen. Sebagai contoh populasi rusa akan terjaga dengan sehat jika terdapat populasi harimau yang cukup pula. Dan dengan populasi rusa yang tepat, rumput hijau sebagai produsen tidak akan mengalami kehabisan persediaan.

iii. Materi dan Energi
Dalam suatu ekosistem proses peralihan materi disebut daur materi, dan peralihan endergi disebut aliran energi. Peralihan materi dan energi dalam suatu ekosistem terjadi secara beraturan mengikuti suatu hukum yang disebut hukum termodinamika. Hukum tersebut berbunyi sebagai berikut
1. Energi tidak dapat dihancurkan atau diciptakan, tapi energi dapat mengalami transformasi. Dengan kata lain jumlah energi di alam semesta ini tetap kekal.
2. a. Proses transformasi energi tidak pernah spontan, kecuali perombakan dari keadaan padat menjadi cair dan sebaliknya.
b. Proses transformasi energi itu tidak pernah terjadi utuh atau efisien 100%. Karena transformasi energi tidak pernah 100%, maka terjadi kelebihan dalam bentuk limbah.
iv. Keseimbangan
Setiap ekosistem akan memiliki kemampuan untuk memelihara, mengatur, dan mengadakan keseimbangan kembali. Dalam setiap ekosistem ada kecenderungan untuk melawan perubahan atau setidaknya usaha untuk melakukan keseimbangan. Hukum keseimbangan ini disebut homeostatis yang berbunyi:
1. Setiap ekosistem memiliki kekuatan dinamis yang akan berubah menjadi variabel lentur mengikuti perubahan dalam batas-batas stabilitas tertentu.
2. Setiap ekosistem menanggapi setiap gangguan baik disengaja maupun tidak, sesuai dengan kelenturan yang dimilikinya.
v. Faktor-faktor Keterbatasan dan Daya Dukung
Lingkungan alam tidak pernah menyediakan sumber daya alam secara melimpah, karena ada saja faktor-faktor keterbatasan yang terjadi baik secara alamiah maupun karena campur tangan manusia. Daya dukung suatu ekosistem antara lain jumlah energi minimum yang tersedia, materi-materi yang ada, keadaan suhu, ada atau tidaknya gangguan kimiawi, keragaman komunitas dan sebagainya. Selain sebagai daya dukung hal tersebut juga menjadi faktor-faktor yang membatasi keterbatasan suatu Ekosistem.
vi. Daya Dukung dan Strategi adaptasi
Untuk menghadapi berbagai kondisi daya dukung dan faktor-faktor keterbatasan di lingkungannya, maka setiap makhluk hidup melakukan strategi penyesuaian diri.
Ada dua contoh strategi yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk bertahan yakni strategi K, yaitu strategi menyeimbangkan populasi dengan lingkungan, di mana mereka berusaha menekan jumlah populasinya untuk mendekati batas-batas daya dukung yang ada. Strategi kedua adalah Strategi hidup R, yaitu yang tidak memperdulikan batas daya dukung lingkungannya. Mereka akan terus berkembang biak mengikuti naluri sehingga melampaui batas daya dukung lingkungan. Sampai suatu saat terjadi bencana atau kematian massal sehingga populasinya turun di bawah K sehingga untuk sementara terjadi stabilitas antara populasi dengan daya dukung lingkungannya, sampai nanti terjadi lagi kelebihan populasi yang luar biasa dan kembali terjadi bencana atau kematian massal.

c. Tata Lingkungan Alamiah
Keseluruhan susunan lingkungan alamiah dengan keanekaragaman jenis dengan tatanan yang sangat kompleks inilah yang disebut Tata Lingkungan Alamiah. Di dalamnya termasuk manusia, betapapun dia merasa dirinya mampu memahami tatanan lingkungan tersebut. Sebagai bukti bentuk tubuh, warna kulit, tingkah laku, dan budaya manusia merupakan bentuk ketergantungan manusia terhadap alam (Riklefs, 1979:14).
Tata lingkungan alamiah akan mengalami perubahan karena adanya kejadian-kejadian yang bersifat alami maupun buatan manusia. Pada kejadian-kejadian yang berasal dari ulah manusia adalah akibat dari keinginan manusia menguasai dan mengerti alam. Jika dalam pemanfaatan teknologi tidak dilakukan secara benar maka akan terjadi perubahan yang cepat dan tidak dapat diramalkan dengan munculnya resiko malapetaka bagi kelangsungan kesejahteraan manusia itu sendiri (Riklefs, 1979:15). Hal ini telah dicontohkan pada kasus Clear Lake di depan.
Secara garis besar hubungan lingkungan dengan makhluk hidup adalah sebagai berikut:
• Makhluk hidup adalah unit utama dari lingkungan hidup yang terbagi-bagi menjadi kelompok-kelompok alamiah yang disebut jenis (spesies).
• Makhluk hidup terbentuk dengan segala kesesuaian yang tepat di lingkungannya.
• Lingkungan hidup dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memiliki perangkat pola-pola organisasi, pengelompokan, dan kompleksitas hubungan antar komponen.
• Pemahaman kita terhadap alam dibatasi oleh persepsi kita sendiri mengenai lingkungan sekitar.

d. Kehidupan dan Lingkungan Alamiah
Dalam kehidupan kita sering mempertentangkan antara makhluk hidup dengan benda mati, organik dengan anorganik, biotik dengan abiotik dan sebagainya. Padahal keduanya merupakan dua hal yang merupakan pengisi lingkungan yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini disebabkan keduanya berada dalam lingkaran arus energi yang berasal dari matahari (Riklefs, 1979:4).
Makhluk hidup memiliki fungsi-fungsi kehidupan yang dibatasi oleh hukum alam fisik yang bersifat tak hidup. Atau dengan kata lain bahwa bentuk tubuh, hubungan antar makhluk itu akan dipengaruhi oleh lingkungan dan habitat makhluk tersebut. Hubungan antara keduanya bisa dicontohkan pada evolusi pada ikan yang memiliki tubuh langsing (streamline) dan memiliki alat pernafasan (insang) yang tepat untuk menyerap oksigen dari air.
e. Fungsi Lingkungan Hidup Bagi Manusia
a) Sebagai Tata Ruang Bagi Keberadaan Manusia
Sebagai tata ruang bagi keberadaan manusia lingkungan akan membentuk dimensi jasmani, rohani, dan hasil dari jasmani dan rohani tersebut (kebudayaan). Walaupun manusia dibekali dengan kemampuan untuk mengatur alam dan menguasai serta mengembangkan kesadaran terhadap alam, namun sesungguhnya hal tersebut masih sangat sedikit tentang bagaimana seluk beluk tata ruang bagi keberadaan manusia. Hal ini bisa dibuktikan dengan diganggunya keseimbangan dan keanekaragaman sifat alamiah baik secara sengaja maupun tidak disengaja, yang berakibat bencana bagi manusia itu sendiri.
b) Sebagai Penyedia Kebutuhan Manusia (Sustenance)
Segala kebutuhan manusia telah disediakan oleh alam baik secara langsung maupun tidak langsung. Manusia akan selalu membutuhkan energi, air, oksigen, dan sebagainya yang semua itu ada dalam aliran energi yang terjadi di alam.
Jika manusia hanya bersikap eksploratif (memakai) tanpa berupaya untuk menjaga dan melestarikan ketersediaan alam. Jika tidak ada upaya penjagaan dan pelestarian salah satu aspek kebutuhan manusia tidak tersedia maka bisa dipastikan akan mengancam kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

f. Manusia, Sumber Daya Alam, dan Kelestarian Lingkungan
Banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli lingkungan, namun dari sekian banyak teori yang dikemukakan mengerucut pada sebuah kesimpulan bahwa di manapun manusia berada akan sangat bergantung dengan keadaan di sekelilingnya. Ketergantungan ini bukan semata-mata manusia mengambil dari alam secara langsung namun juga dalam bentuk usaha memanipulasi alam dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.
Usaha memanipulasi alam ini dapat menjamin kelestarian alam dan manusia itu sendiri, dan dapat pula menimbulkan dampak rusaknya kelestarian lingkungan dan manusia sebagai bagian dari lingkungan.

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Manusia sebagai bagian dari lingkungan tidak akan pernah bisa lepas dari ketergantungan terhadap alam. Mereka akan senantiasa berusaha memanipulasi alam untuk memenuhi semua kebutuhan mereka. Karena banyak usaha pemenuhan kebutuhan yang kurang bahkan tidak mengindahkan kelestarian alam, maka diperlukan usaha-usaha untuk menjaga kelestarian alam. Usaha tersebut antara lain adalah mengerti pentingnya alam bagi kehidupan, tahu ilmu tentang lingkungan, sehingga mereka sadar dan mau melaksanakan upaya pelestarian alam tersebut.

2. SARAN
Setelah kita mengetahui hubungan manusia dengan lingkungan dan pentingnya sebuah kesadaran untuk melestarikannya maka seyogyanya kita perlu melakukan beberapa hal sebagai berikut :
1. Manusia bisa melangsungkan hidupnya dengan ketersediaanya sumber daya alam, sehingga dalam menggunakan sumber daya alam perlu mempertimbangkan kemampuan dari alam itu sendiri.
2. Dalam Al Qur’an sendiri telah disebutkan bahwa “Terjadinya kerusakan dimuka bumi ini adalah karena ulah tangan manusia”. Dengan dasar itu dan dengan melihat realita yang terjadi sekarang ini maka penting bagi kita untuk menumbuhkan kesadaran untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan sumber daya alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar