Minggu, 30 Maret 2014

Sejarah Jingklak (2)

kondisi Masjid Fajar Muslim sekarang (30 maret 2014)

Sejarah Masjid Fajar Muslim Jingklak

Di Jingklak terdapat sebuah masjid yang berdiri megah dengan 2 lantai. Masjid ini bernama fajar muslim. Sebelum menjadi Masjid 2 lantai pada tahun 2005, Masjid ini masih bernama mushola fajar muslim. Mushola fajar muslim dibangun berkisar pada tahun 1983. Tanah masjid merupakan wakaf dari keluarga Mbah Astra (alm) setelah sebelumnya terjadi kebimbangan menentukan letak dimana akan dibangun mushola. Tanah dengan ukuran berkisar  8 x 12 meter akhirnya di wakafkan oleh mbah astra (semoga Allah memberikan sebaik-baik tempat kembali kepada almarhum mbah astra kakung putri).

Sebelum dibangun mushola, tempat sholat jama'ah dan mengaji warga Jingklak berpusat di tempat mbah Kaum (almarhum). Berawal dari semangat memajukan keagamaan di dukuh Jingklak maka perencenaan pembangunan mushola dimulai. Bapak Slamet Marwoto yang saat itu menjabat ketua RW mencari jalan agar pembangunan mushola berjalan lancar. Setelah berhasil mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan maka pembangunan mushola dimulai pada tahun 1983, menggunakan batu bata merah dengan penuh semangat semua warga terlibat dalam pembangunan mushola umum pertama di dukuh yang termasuk wilayah kelurahan Karanganyar.

Pembangunan berlangsung selama hampir 6 bulan, setelah selesai pembangunan maka disepakati Imam dan pengurus Masjid adalah bapak Sandikarto. Beliau berprofesi sebagai pedagang abrag-abrag di pasar gombong. Beliau mengabdikan diri sebagai pengasuh masjid dengan penuh kerja keras, perjuangan, dan keikhlasan. Sepulang dari pasar, beliau membersihkan masjid dan lingkungan di sekitarnya. Kemudian beliau masih sering menjadi muadzin sekaligus imam masjid pada waktu magrib, isya, dan shubuh. Selepas magrib beliau mengajar orang-orang tua hafalan surat-surat pendek dan bacaaan sholat. Sering pula membacakan tarikh 25 nabi. Beliau dengan penuh ketekunan membimbing para orang tua belajar keagamaan.

Hingga awal millenium baru tak banyak perubahan pada kondisi fisik mushola fajar muslim, hanya perapihan yang dilakukan bertahap berkat bantuan dari warga Jingklak yang merantau maupun dari warga yang berada di kampung halaman. Namun untuk kegiatan masjid bertambah banyak, hal ini dimulai pada awal 90-an ada seorang pendatang dari kecamatan ambal yang peduli akan kegiatan di mushola. Beliau bernama bapak Turahman. Bersama bapak Sandi, bapak Turahman mulai mewarnai dan bahu membahu membangun kegiatan di mushola Fajar Muslim. dan pada sekitar tahun 1992 atau 1993 mushola fajar muslim melaksanakan khotmil Qur'an generasi pertama.

Mulai tahun 1997/1998 mushola Fajar Muslim digunakan untuk melaksanakan sholat jum'at. Pertimbangan paling penting adalah jumlah jama'ah yang sudah mencapai 40 orang dan mendekatkan warga dalam beribadah sholat jum'at. Ada yang setuju ada pula yang berhati-hati dalam memutuskan hukum sholat jum'at. Pengambilan keputusan tentu saja menimbulkan pro dan kontra, namun bapak Sandikarto hanya diam dan tetap menjalankan tugas dan kewajibannya dengan istiqomah. Beliau dengan tenang melaksanakan kesepatakan yang telah dibuat. Kini jama'ah sholat jum'at di Masjid Fajar Muslim hampir tidak tertampung di kedua lantai.

Pada tahun 2002-2003 dengan penuhnya jama'ah sholat jum'at dilontarkan ide untuk membuat Masjid menjadi 2 lantai, diskusi berlangsung cukup panjang karena mempertimbangkan banyak hal. Akhirnya disepakati masjid akan dijadikan 2 lantai, dengan rancang bangun hasil bapak Maryadi, BE dan panitia diketuai oleh bapak Djumadiono selaku ketua RW saat itu. Dalam perencanaan disebutkan bahwa masjid akan dicor terlebih dahulu kemudian bangunan di atasnya menyusul sesuai dengan kondisi keuangan yang ada. Akhirnya pada tahun 2005 Masjid fajar muslim Jingklak terealisasi menjadi 2 lantai. Sebuah kerja keras yang luar biasa dari seluruh warga Jingklak.

Pada proses pengecoran yang dilaksanakan pada hari minggu ada beberapa hal yang menarik. Saat itu masih belum familier penggunaan mobil cor, akhirnya digunakan molen untuk pengecoran. Dalam rencana pengecoran harus selesai dalam waktu 1 hari, karena jika tidak bersamaan dikhawatirkan terjadi perbedaan proses keringnya beton yang mengakibatkan retak dan bocor. Tahu akan risiko tersebut hampir seluruh warga terutama laki-laki tua muda berkumpul di Masjid pukul 07.00, mereka sarapan dan berdo'a bersama untuk kelancaran dan keselamatan kerja hari itu. pukul 08.17 dimulailah pengecoran setelah sebelumnya diadakan pengecekan kondisi kawat, besi, penyangga, plastik dan kayu sebagai steger untuk menaikkan adukan. kekompakan warga sangat terlihat nyata di sini, dengan kekuatan mereka masing-masing tak ada yang mengeluh bekerja. Pukul 11.00 pekerjaan dihentikan untuk mengisi kembali baterai tenaga yang terkuras. Tak lama sekitar 30 menit istirahat pekerjaan kembali dilanjutkan, banyaknya tenaga dan semangat yang tak surut menyebabkan target pekerjaan yang harusnya selesai pukul 16.00 selesai sebelum 13.30 sebuah hal yang sangat LUAR BIASA. 

Banyak hal yang layak diceritakan dan saya yakin posting ini juga perlu diedit, silahkan memberi memberi masukan dan ide yang lain agar lebih valid dan sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar